Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

DAY 2 : Tantangan 10 Hari Menstimulasi Anak Suka Membaca

Kamis pagi (26/10/2017) tidak ada jadwal sekolah di PAUD. Setelah mengantar Reksa sekolah, saya bersih-bersih rumah. Saka yang biasanya bermain sendirian, kala itu ditemani Mbak Mutik yang memang hari itu tidak berangkat sekolah. Saka dan Mbak Mutik membaca buku Agar tidak bosan, saya mengambil puzzle dan buku untuk keduanya. Rupanya mereka memilih bermain puzzle terlebih dahulu dibanding buku. Baru setelah puas main puzzle, mereka mulai buka-buka buku. Mbak Mutik memilih buku anak karya Mbak Arleen, sedangkan Saka memilih buka buku Monster Truck dan Spiderman. Adapun untuk reading time menjelang tidur, Reksa dan Saka kembali memilih buku "Hari-Hari Seru Dorothy : Apakah Cita-Citamu?" Melalui buku ini, Reksa mulai paham aneka ragam jenis pekerjaan. Mulai dari pengendara transportasi, penyanyi, aktris, penulis buku, penemu, dokter hingga arkeolog. Kalau Saka lebih senang melihat gambar binatang yang ada di buku tersebut. Buku "Hari-Hari Seru Dorothy : Apakah

DAY 1 : Tantangan 10 Hari Menstimulasi Anak Suka Membaca

Sebagai seorang ibu, saya tidak membatasi buku apa yang ingin dibaca anak. Saya hanya mengarahkan buku mana yang bagus untuk mereka. Jenis kelamin tidak membuat saya memilah-milah judul buku mana yang untuk anak laki-laki atau perempuan. Anak laki-laki boleh membaca cerita dalam buku princess. Sebaliknya, anak perempuan boleh membaca tentang alat transportasi atau robot. Meski tidak saya batasi, ternyata anak-anak punya bacaan favorit sendiri. Selayaknya anak perempuan yang lain, Reksa lebih menyukai dongeng binatang atau princess. Sementara Saka, sebagaimana anak laki-laki lainnya ia menyukai buku atau majalah robot dan sarana transportasi seperti truck, pesawat dan kereta api. Buku "Hari-Hari Seru Dorothy : Kegiatan Seru dalam Seminggu" Hari Rabu (25/10/2017), kebetulan saya bersama anak-anak menginap di rumah simbah. Seperti biasa, anak-anak membawa buku yang ingin dibacanya. Reksa memilih membawa buku "Hari-Hari Seru Dorothy" karya Kak Yovita Siswati.

Menciptakan Reading Time Lebih Asyik dan Bermakna

Kelas Bunda Sayang Batch#2 IIP sudah mulai masuk sejak seminggu yang lalu. Setelah mengamati gaya belajar anak pada game level 4, kali ini kami ditantang untuk menstimulasi anak agar suka membaca. Meski membaca bukanlah hal baru bagi keluarga kami, tantangan kali ini kami jalani dengan berbagai kebaruan agar anak-anak semakin senang membaca. Apakah kebaruan yang coba kami hadirkan dalam tantangan ini? Pertama, membuat pohon literasi untuk masing-masing anggota keluarga. Pohon literasi adalah pohon yang kami buat dari kertas asturo dan kardus bekas sebagai penyemangat kami untuk terus membaca. Seharusnya ada empat pohon yang kami buat karena anggota keluarga kami ada empat, namun kali ini kami hanya membuat tiga pohon saja yakni pohon untuk Reksa, Saka dan saya sendiri. Saat ini, ayah tidak kami buatkan pohon karena kurang tertarik mengikuti game ini, meski saya tahu ayah pun membaca artikel di sela-sela waktunya bekerja. Reksa menggunting kertas untuk membuat pohon literasi

Aliran Rasa Game Level 4

Dari empat game yang saya jalani dalam Kuliah Bunda Sayang IIP, game level empatlah yang paling tidak serius saya jalani. Seperti hanya menjalani peran apa adanya saja dan kemudian melaporkannya. Banyak yang saya rapel dan hanya sekedar mengesahkan tugas saja. Tidak seserius game level sebelumnya. Saya bisa saja berdalih dengan banyaknya pekerjaan dan tugas yang mesti saya kerjakan. Namun, saya tidak ingin seperti itu. Ini terjadi karena saya yang kurang memprioritaskan kuliah bunda sayang kali ini. Jikalau kuliah ini saya prioritaskan, kejadian itu tak akan terulang. Saya merasa tugas kali ini cukup sederhana. Ialah mengamati gaya belajar anak. Karena merasa cukup sederhana, saya pun mengerjakannya sambil lalu saja. Saya hanya menyimpulkan dan tidak mendetailkannya. Saya menyesal dengan apa yang telah saya lakukan ini. Dan mulai saat ini. Saya berjanji akan berbenah diri. Kembali memprioritaskan kuliah bunda sayang menjadi pembelajaran utama dari semua pembelajaran yang lai