"Ma, ayo kita masukkan legonya. Mesakne pengen ketemu temannya," ajak Saka pada saya seusai bermain lego. Saya tersenyum mendengar ajakan Saka. "Oh, iya. Ayo!" Saya pun mulai mengumpulkan lego yang berceceran di lantai. Sementara Saka bagian memasukkan lego ke kardus. Sudah seminggu lebih saya membudayakan kerja tuntas di keluarga kami. Maksudnya, jika anak-anak sudah selesai bermain, maka harus dibereskan seperti sedia kala. Saat itu juga, tanpa menunda. Entah bermain lego, bermain peran atau bersepeda. Awalnya Saka menolak saat saya ajak mengembalikan lego. "Ma, aja," tolak Saka. Saya pun berpikir untuk mengganti kalimat. Mungkin ajakan saya tadi kurang memancing anak untuk bergerak. "Dek, legonya pengen berkumpul sama teman-temannya. Tuh, dia minta tolong Dek Saka," kata saya memulai drama. "Oh, pengen ketemu temannya, Ma?" tanya Saka ingin tahu. "Iya. Ayo, kita bantu biar dia ketemu sama teman-temannya," saya m...