Langsung ke konten utama

Manfaat Bermain Boneka

Sejak dua bulan yang lalu, Reksa (5 tahun) suka bermain boneka. Boneka yang paling disukainya adalah boneka perempuan yang ia beri nama Aisya. Boneka tersebut sudah dianggap seperti adeknya sendiri. Saat waktunya Reksa mandi, Aisya dimandikan juga. Saat waktunya Reksa ke PAUD atau saat keluar diajak ayah, Aisya tak lupa dibawanya. Reksa juga memperhatikan makan dan minum Aisya. Bahkan, saat mau tidur, Aisya juga dia neneni dan kemudian ditidurkannya di dekat tempat tidurnya. 

Saka ikut bermain boneka bersama Reksa

Biasanya Reksa leluasa bermain dengan bonekanya saat Saka tidur siang karena ia bebas meletakkan berbagai peralatan dan kebutuhan Aisya tanpa mendapat gangguan. 
Melihat ketertarikan Reksa pada boneka yang cukup besar, saya membelikan boneka yang lebih besar. Boneka Aisya kemudian diberikan Reksa pada Saka. Saya berharap Saka juga bisa belajar merawat boneka.

Reksa berinisatif membuatkan tempat tidur Aisya

Apa saja ya, manfaat anak bermain boneka? Berikut manfaat bermain boneka yang saya temukan saat Reksa bermain dengan bonekanya :
a. Melatih motorik halus dan kasar
Bermain boneka melatih motorik halus anak yaitu kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Seperti saat menyuapi boneka, memberi minum, menata perlengkapan, memandikan dan mengganti baju anak. Selain motorik halus yang ikut terlatih, bermain boneka juga melatih motorik kasar anak, seperti saat menggendong boneka dan berjalan kesana kemari mengambil berbagai peralatan untuk boneka.

b. Meningkatkan ketrampilan sosial
Bagi Reksa, boneka bukan sekedar mainan. Boneka adalah teman bermain yang membuatnya bebas berkomunikasi. Kebiasaan berkomunikasi dengan boneka ini membuatnya terlatih saat berkomunikasi dengan teman-temannya. Seringkali, boneka juga menjadi jembatan Reksa saat ingin bermain dengan saudara sepupu dan teman sebayanya.

c. Meningkatkan empati anak
Bermain boneka juga meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian anak. Saat memberi makan dan minum boneka, anak berlatih memperhatikan kebutuhan dasar boneka. Saat memandikan, anak berlatih menjaga kebersihan boneka. Saat menggendong dan meninabobokkan boneka, anak peduli dengan kebutuhan akan rasa aman boneka.

Apakah putra-putri Bunda juga senang bermain boneka? Selain ketiga hal tersebut di atas, apalagi ya, manfaat bermain boneka?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

KRAAAK!

Oleh : Maftuha Jalal Semua penghuni laut sedang sibuk di taman terumbu karang. Ada yang menghias panggung dengan ganggang dan rumput laut. Ada yang latihan paduan suara. Ada juga yang latihan menari dengan diiringi tabuhan cangkang kerang. Namun, ada satu yang tidak bergabung. Dia adalah Lolo Lobster. Lolo Lobster duduk di rumahnya. Matanya menatap sedih ke arah bajunya yang robek. “Bagaimana bisa menari jika bajuku robek begini,” ratap Lolo. Dia teringat latihan-latihannya selama ini. Dia berharap bisa tampil menari di perayaan hari laut sedunia esok hari. Tapi, tadi sewaktu akan berangkat latihan, tanpa tahu kenapa bajunya tiba-tiba robek. Sayup-sayup Lolo mendengar suara cangkang kerang ditabuh. Wah, latihannya sudah mulai. Aduh, bagaimana ini? Aku harus mencari cara agar bisa tetap ikut latihan, pikirnya dalam hati. Dia pun berjalan ke arah lemari. Tapi saat baru menggerakkan tubuhnya ... “ KRAAAK” terdengar sebuah suara di bagian bawah tubuhnya. Lolo melihat ke...

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan ...