Langsung ke konten utama

Mengulas Cerita Anak Realis

 
Bulan ini, Rumbel Menulis IP Jogja belajar bagaimana menulis cerita anak realis. Untuk bisa menulis cerita anak realis dengan baik, terlebih dahulu kami diminta oleh pemateri untuk mengulas unsur intrinsik sebuah cerita. Saya pun mengambil cerita dari Pak Bambang Irwanto yang berjudul “Cangkir Cantik Kesayangan Ibu”. Berikut ini ulasan saya tentang cerita anak tersebut :

Judul
Judul ceritanya adalah “Cangkir Cantik Kesayangan Ibu” karya Bambang Irwanto.

Tema
Kasih sayang keluarga

Tokoh
Tokoh dalam cerita ini adalah Tia, Ibu, Nenek dan Mak Uwi.

Penokohan
Tia memiliki watak senang membantu, ceplas-ceplos dan sangat penasaran.
Ibu memiliki watak senang mengoleksi barang dan mudah memaafkan.
Nenek memiliki watak jujur.
Mak Uwi memiliki watak penyayang.

Latar
Cerita ini memiliki latar di dua tempat, yakni :
- Di toko serba ada : saat ibu membeli satu set cangkir
- Di rumah : hari saat nenek datang

Alur
Cerita ini menggunakan alur campuran. Pada awalnya si tokoh menceritakan tentang cangkir-cangkir milik ibu. Pada bagian menceritakan cangkir yang paling disukainya, alur bergerak mundur. Baru kemudian maju lagi saat menceritakan cangkirnya hanya ada 11 buah.
Berikut ini garis besarnya :
Pengenalan tokoh : tokoh aku menceritakan tentang cangkir ibu dan asal mula ibu mendapatkan cangkir tersebut.
Pengenalan konflik : cangkir tersebut tinggal sebelas. Padahal sebelumnya ada satu set (12 cangkir).
Perjuangan : tokoh aku berusaha mencari tahu dengan menanyakan pada nenek saat nenek berkunjung ke rumah.
Klimaks : Mak Uwi mendadak datang menemui nenek.
Penyelesaian : Mak Uwi menceritakan kejadian yang sesungguhnya.

Sudut Pandang
Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal yakni menggunakan kata “aku” dari awal hingga akhir cerita.

Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penulis adalah jangan berburuk sangka. Apalagi terhadap orang yang sudah menjadi bagian dari keluarga kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

KRAAAK!

Oleh : Maftuha Jalal Semua penghuni laut sedang sibuk di taman terumbu karang. Ada yang menghias panggung dengan ganggang dan rumput laut. Ada yang latihan paduan suara. Ada juga yang latihan menari dengan diiringi tabuhan cangkang kerang. Namun, ada satu yang tidak bergabung. Dia adalah Lolo Lobster. Lolo Lobster duduk di rumahnya. Matanya menatap sedih ke arah bajunya yang robek. “Bagaimana bisa menari jika bajuku robek begini,” ratap Lolo. Dia teringat latihan-latihannya selama ini. Dia berharap bisa tampil menari di perayaan hari laut sedunia esok hari. Tapi, tadi sewaktu akan berangkat latihan, tanpa tahu kenapa bajunya tiba-tiba robek. Sayup-sayup Lolo mendengar suara cangkang kerang ditabuh. Wah, latihannya sudah mulai. Aduh, bagaimana ini? Aku harus mencari cara agar bisa tetap ikut latihan, pikirnya dalam hati. Dia pun berjalan ke arah lemari. Tapi saat baru menggerakkan tubuhnya ... “ KRAAAK” terdengar sebuah suara di bagian bawah tubuhnya. Lolo melihat ke...

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan ...