Langsung ke konten utama

Belajar dengan Lego


Hari Senin adalah jadwal Saka belajar di PAUD. Namun, tadi pagi Saka tidak mau sekolah. Dia ingin di rumah saja. Baiklah, dari jam delapan hingga sepuluh, saya menemaninya bermain. Mulai dari main puzzle, bermain peran, main hujan-hujanan hingga main lego. Permainan yang saya sebut terakhirlah yang akan saya ulas dalam tulisan ini. 
 
Saka sedang membuat robot (27/11/2017)

Lego sebenarnya adalah merk dari permainan bongkar pasang. Anak bisa mewujudkan imajinasinya ke dalam bentuk 3D dengan cara merangkai blok-blok yang tersedia. Karena saking terkenalnya, merk lego menjadi melekat ke dalam permainan jenis ini.

Apa saja manfaat dari bermain lego? Berikut, sebagian manfaat yang kami peroleh setelah anak-anak sering bermain lego :
1. Melatih Motorik Halus
Dengan bermain lego, anak akan memegang, memasang, dan melepas bricks. Ketiga aktivitas itu bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Yaitu kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
2. Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi
Bermain lego membuat anak berimajinasi membuat sesuatu seperti yang dia inginkan. Seperti membuat bunga, membuat perabot tumah tangga (meja, kursi, tempat tidur dsb) hingga membuat robot. Kemampuan berimajinasi yang sering terlatih ini membuat anak menjadi lebih kreatif.
3. Mengembangkan kemampuan bermain peran dan bercerita
Setelah berhasil membuat sesuatu yang diinginkan, biasanya saya mengajak anak-anak bermain beran dan bercerita. Seperti saat anak-anak membuat perabot rumah tangga (meja, kursi, tempat tidur, kompor), saya mengajak anak-anak bermain peran tentang kehidupan sehari-hari di rumah. Tokohnya bisa menggunakan orang-orangan dari kertas.
4. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
Biasanya anak-anak bermain lego bersama teman mainnya. Karena bricks yang ada terbatas, sementara masing-masing dari mereka ingin memakai bricks tersebut, seringkali konflik muncul di antara mereka. Tidak apa-apa. Justru dari konflik tersebutlah, anak belajar bernegosiasi. Belajar bagaimana mengkomunikasikan sebuah masalah.

Saka bersama karyanya, Si Robot Baik (27/11/2017)

Saat menemani anak bermain lego, saya biasa mengajak anak mengobrol. Obrolan sederhana tentang apa yang ingin dia buat, mengapa ingin membuatnya, mau menggunakan bricks warna apa, butuh berapa brick untuk membuatnya dan sebagainya. Dari obrolan santai inilah, anak jadi tahu tentang warna, bisa lebih lancar menghitung dan kemampuan berbahasanya jadi lebih berkembang.

Pagi tadi, Saka berhasil membuat dua robot. Satu robot baik, ditunjukkan dengan tangan yang membawa bunga. Dan satu lagi robot jahat yang ditunjukkan dengan tangan yang membawa senjata. Hehe.. Saka sendiri yang merancang dan menyusunnya. Saya membantu memegang saat kaki robot sudah terlalu kepanjangan. Karena kalau tidak dipegang, robot sering jatuh. Hehe..

Saka bersama Robot Baik dan Robot Jahat (27/11/2017)

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

KRAAAK!

Oleh : Maftuha Jalal Semua penghuni laut sedang sibuk di taman terumbu karang. Ada yang menghias panggung dengan ganggang dan rumput laut. Ada yang latihan paduan suara. Ada juga yang latihan menari dengan diiringi tabuhan cangkang kerang. Namun, ada satu yang tidak bergabung. Dia adalah Lolo Lobster. Lolo Lobster duduk di rumahnya. Matanya menatap sedih ke arah bajunya yang robek. “Bagaimana bisa menari jika bajuku robek begini,” ratap Lolo. Dia teringat latihan-latihannya selama ini. Dia berharap bisa tampil menari di perayaan hari laut sedunia esok hari. Tapi, tadi sewaktu akan berangkat latihan, tanpa tahu kenapa bajunya tiba-tiba robek. Sayup-sayup Lolo mendengar suara cangkang kerang ditabuh. Wah, latihannya sudah mulai. Aduh, bagaimana ini? Aku harus mencari cara agar bisa tetap ikut latihan, pikirnya dalam hati. Dia pun berjalan ke arah lemari. Tapi saat baru menggerakkan tubuhnya ... “ KRAAAK” terdengar sebuah suara di bagian bawah tubuhnya. Lolo melihat ke...

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan ...