Kalau mewarnai gambar saja, Reksa sudah bosan. Begitupun kalau hanya menggunting dan menggabungkan guntingannya mejadi bentuk aneka hewan atau alat transportasi saja. Reksa butuh sesuatu yang lebih menarik dikerjakan meski ketrampilan dasarnya seperti mewarnaai dan menggunting tetap digunakan.
Setelah melihat-lihat berbagai prakarya di krokotak, mata saya tertumbuk pada ide membuat "moving owl". Malam itu juga saya menggambar owl di kertas putih. Baru Selasa paginya, saya bilang ke Reksa bahwa kita akan membuat owl.
"Owl itu apa, Bunda?" Reksa langsung bertanya.
"Burung hantu."
"Oh, burung hantu. Burung hantu ki binatang malam yo, Bunda?" tanyanya lagi.
Pertanyaan seputar burung hantu pun meluncur deras dari mulut Reksa. Memang benar ilmu yang pernah saya dapatkan dulu. Saya lupa darimana. Intinya, rasa ingin tahu adalah modal awal bagi anak untuk semangat dalam mempelajari sesuatu. Tugas orang tualah yang menjaga rasa ingin tahu anak tetap ada. Bagaimana caranya? Ialah dengan memaparkan sesuatu yang berbeda setiap harinya. Seperti ide membuat "moving owl" ini. Melalui "moving owl", Reksa bukan hanya belajar mewarnai, menggunting dan menempel, namun juga belajar tentang pengetahuan seputar burung hantu.
Kembali ke proses membuat "moving owl". Gambar owl yang semula saya gambar di kertas putih, selanjutnya saya tempel di kertas tebal bekas membungkus paketan buku. Reksa yang kemudian bertugas mengguntingnya. Sebenarnya, digambar langsung di kertas tebal juga bisa. Berhubung kertas tebal yang kami gunakan agak licin sehingga susah digambari, saya memilih menggambar di kertas putih saja. Memang jadi kerja dua kali. Tapi nggak apa-apa, karena saya lebih seneng memanfaatkan kertas bekas.
Owl bikinan Reksa tampak belakang |
Untuk ukuran Reksa, agak susah menggunting kertas yang agak tebal. Beruntung ia bisa menyelesaikannya meski hasilnya agak kurang rapi. Oya, sembari Reksa menggunting, saya membuat owl juga untuk Saka. Selain dengan tujuan menyemangati Reksa, akan menyenangkan jika prakarya yang dibuat ada dua, sehingga bisa dimainkan bersama.
Setelah menggunting, tugas Reksa selanjutnya adalah mewarnai owl. Di proses mewarnai inilah, Reksa agak kurang fokus. Lamaaa sekali baru selesai mewarnai. Bunda juga terpaksa turun tangan membantu menggambar bulu-bulunya.
Langkah selanjutnya adalah menggambar kaki dan menempel sayap yang sudah saya siapkan. Awalnya, Reksa enggan menggambar kaki. Setelah saya bujuk, akhirnya ia mau menggambarnya juga. Sebelum menggambar, Reksa menghitung jumlah jarinya terlebih dahulu ada berapa. Lumayan cukup jeli.
Moving Owl yang saya buat jadi lebih dulu dibandingkan Reksa. Saya langsung menunjukkan cara memainkan owl agar bisa naik turun.
"Waa.. baguse, Bunda," ia langsung ingin mencobanya.
"Burung hantu punya Reksa diselesaikan dulu," saranku.
Tanpa banyak disuruh, ia segera menempel sayap kanan kiri. Saya memasang tali dan memberi pemberat berupa koin. Dan, taraa.. Akhirnya "moving owl" buatan Reksa jadi. Ia senang sekali dengan mainan barunya ini.
Moving Owl yang saya buat jadi lebih dulu dibandingkan Reksa. Saya langsung menunjukkan cara memainkan owl agar bisa naik turun.
"Waa.. baguse, Bunda," ia langsung ingin mencobanya.
"Burung hantu punya Reksa diselesaikan dulu," saranku.
Tanpa banyak disuruh, ia segera menempel sayap kanan kiri. Saya memasang tali dan memberi pemberat berupa koin. Dan, taraa.. Akhirnya "moving owl" buatan Reksa jadi. Ia senang sekali dengan mainan barunya ini.
Komentar
Posting Komentar