Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Kerja Tuntas

"Ma, ayo kita masukkan legonya. Mesakne pengen ketemu temannya," ajak Saka pada saya seusai bermain lego. Saya tersenyum mendengar ajakan Saka. "Oh, iya. Ayo!" Saya pun mulai mengumpulkan lego yang berceceran di lantai. Sementara Saka bagian memasukkan lego ke kardus. Sudah seminggu lebih saya membudayakan kerja tuntas di keluarga kami. Maksudnya, jika anak-anak sudah selesai bermain, maka harus dibereskan seperti sedia kala. Saat itu juga, tanpa menunda. Entah bermain lego, bermain peran atau bersepeda. Awalnya Saka menolak saat saya ajak mengembalikan lego. "Ma, aja," tolak Saka. Saya pun berpikir untuk mengganti kalimat. Mungkin ajakan saya tadi kurang memancing anak untuk bergerak. "Dek, legonya pengen berkumpul sama teman-temannya. Tuh, dia minta tolong Dek Saka," kata saya memulai drama. "Oh, pengen ketemu temannya, Ma?" tanya Saka ingin tahu. "Iya. Ayo, kita bantu biar dia ketemu sama teman-temannya," saya m

Kepedulian Reksa

Siang hari saat saya menjemur pakaian, tiba-tiba Saka menangis. Rupanya Saka sudah bangun dari istirahat siangnya. Saya pun mempercepat menjemur pakaian. Melihat saya grubyukan, Reksa bilang pada saya. "Udah, Bun. Ditinggal aja!" kata Reksa. Sebenarnya baju yang akan saya jemur tinggal sedikit. Tapi, tangisan Saka yang semakin mengeras membuat saya agak bingung mau mengerjakan yang mana dulu. "Ini masih ada kaos, Bunda," jawab saya masih meneruskan menjemur pakaian. "Iyo. Ditinggal wae. Mengko tak jemure," ucap Reksa menegaskan dirinya. "Oh, ya sudah. Makasih, Mbak." Saya pun berlari menuju tempat Saka berdiri. Sebenarnya anak-anak tidur sendiri. Tapi sebelumnyalum, saya biasa menemaninya sampe keduanya benar-benar pulas. Suatu malam saya saat saya sudah merebahkan diri diantara Reksa dan Saka, saya memegang punggung. "Uh.. Pegeleee," keluh saya spontan. Saya inget, siangnya saya lumayan banyak kerjaan, jadi malemnya agak keca

Senang Bermain Peran

Senin (15/1/2018), salah satu teman Reksa bernama Putri maen ke rumah kami. Setelah saya bacakan buku, keduanya pun bermain bersama. Apalagi, jika bukan bermain peran. Entah permainan peran apa yang mereka mainkan. Saya hanya melihat mereka sibuk hilir mudik membawa bantal dan selimut. Selanjutnya keduanya pura-pura tidur di ruang tamu. Saya memang sengaja membiarkan anak-anak mempunyai waktu senggang agak lama. Saya biarkan mereka menikmati waktu senggang tersebut tanpa intervensi saya. Biasanya Reksa dan Saka mengisi waktu senggangnya dengan bermain peran. Entah dokter-dokteran, guru-guruan ataupun pasar-pasaran. Aktivitas bermain peran ini lumayan membuat rumah kami berantakan. Hehe.. Tidak mengapa, karena itu berarti mereka sedang mengeksplor seluruh isi rumah. Menjadikan berbagai perabotan kami menjadi alat dalam permainan mereka. Seperti selimut untuk dijadikan tenda, sendok dan garpu untuk peralatan masak-masakan anak-anak, terkadang hingga minyak angin

Reksa Senang Bermain di Kids Corner

Minggu kemarin (14/1/2018) saya mengikuti Workshop A Home Team yang diselenggarakan oleh IIP Jogja. Workshop yang acaranya bertempat di Grand Palace Hotel ini dihadiri langsung oleh founder IIP, Ibu Septi Peni Wulandani dan Bapak Dodik Maryanto. Awalnya saya berniat datang sendiri, namun kemudian ayahe dan anak-anak memutuskan untuk ikut ke hotel. Jadilah, kami berangkat bersama-sama satu hari sebelum acara dimulai. Satu hari jelang acara, saya bilang ke Reksa dan Saka bahwa besok bunda mau belajar seharian. Anak-anak bermain bersama teman di Kids Corner, ya. Reksa langsung mengangguk senang. Dia memang anak yang senang punya teman baru. Bagaimana dengan Saka? Dia maunya tetap bersama saya. Hehe.. Pagi hari empat puluh lima menit sebelum acara dimulai, saya dan anak-anak sudah sampai di lokasi. Reksa dan Saka saya ajak masuk Kids Corner. Mereka langsung senang karena di dalamnya ada mainan anak, seperti lego, berbagai manik-manik untuk meronce dan buku anak.

Asiknya Bersepeda

Reksa kami belikan sepeda sewaktu dia berumur 2 tahun. Awalnya Reksa mengendarainya dengan dua roda bantu kanan dan kiri. Namun, sewaktu kakinya sudah bisa menapak ke tanah (umur 5 tahunan) roda bantunya kami copot. Jadilah, dia mulai belajar mengendarai sepeda roda dua. Setelah berjuang beberapa minggu, akhirnya Reksa bisa bersepeda sendiri pada usia 5,5 tahun.   Reksa dan Saka bersepeda di jalan (11/1/2018) Saat ini, bersepeda adalah salah satu aktivitas yang disukai Reksa. Berhubung, halaman rumah kami sempit dan kondisinya naik turun, seringnya anak-anak bersepeda di jalan depan rumah. Kebetulan jalan depan rumah relatif sepi, saya pun mengizinkannya bersepeda. Jika bersama Saka, saya biasa menunggunya. Kamis (11/1/2018) kemarin, Reksa menunjukkan kepada saya bahwa dia sudah bisa naik sepeda dari rumah Mbak Fala ke arah jalan. Saya agak kaget saat melihatnya, apa benar dia sudah bisa? Karena jalannya menurun dan berlubang, saya agak khawatir kalau d

Reksa Belajar Membaca dan Menulis

Saat ini usia Reksa 6 tahun. Sudah waktunya mulai belajar membaca dan menulis. Sebelumnya, poin yang saya tekankan adalah bagaimana menabur kecintaan anak terhadap buku. Saya rasa, poin ini sudah tercapai. Jadi, saatnya untuk mulai pelan-pelan mengenalkan Reksa pada huruf. Secara keseluruhan Reksa sudah mengenal huruf. Hanya beberapa huruf yang kadang dia terbalik-balik. Semisal baca huruf “b” menjadi “d”, begitupun sebaliknya. Serta membaca huruf “v” menjadi “w”, dan sebaliknya. Saya pernah membaca, untuk anak seusia Reksa katanya wajar jika kadang masih terbalik. Jadi, saya tidak begitu menganggap ini sebagai masalah. Worksheet untuk Reksa (10/1/2018) Adapun metode yang saya gunakan saat melatih Reksa membaca adalah memakai flash card terbitan Erlangga. Berhubung Reksa sudah mengenal huruf vokal dan sebagian besar huruf konsonan, jadi tidak ada kesulitan dalam pembelajarannya. Selain menggunakan flash card, saya juga mengajak Reksa membaca berbagai tul

Cara Membunuh Kebosanan

Minggu ini anak-anak mulai kami atur lagi dalam penggunaan gadget. Sebelumnya diatur juga, hanya pilihan tayangan yang ditonton kurang saya monitor. Dan biasanya anak-anak menonton tingkah polah youtuber cilik. Jika satu dua kali tidak masalah, tapi kalau saban gadget time mereka nonton link tersebut, rasanya kok kurang sehat. Ada banyak tanyangan yang lebih pas dan mendidik. Selain karena kondisi di atas, akhir-akhir ini saya juga mengamati Saka yang mudah rewel. Di waktu senggang, pengennya Saka pegang hape. Sewaktu saya jelaskan bahwa belum waktunya pegang hape, dia menangis. Akhirnya, saya memutuskan untuk sementara waktu tidak membolehkan anak-anak pegang hape selama lima hari. Mencari daun seresede (9/1/2018) Selasa (9/1/2018) siang selepas pulang sekolah, Reksa bilang bosan di rumah terus. Dia memang anak yang suka berteman. Jadi, jika sehari saja tidak bermain ke rumah temannya, dia pasti merasa jenuh. Dia ingin ke rumah temannya, tapi saya melara

Kreasi dari Stick Es Krim

Saya agak kebingungan saat melatih motorik halus Saka. Jika dulu Reksa mudah diajak meronce, mewarnai atau bebikinan, Saka berbeda. Dia lebih suka naik turun perosotan, panjat palang besi atau meluncur dengan kelinci mainannya. Intinya, Saka lebih tertarik permainan yang melatih motorik kasar. Hanya ada dua permainan yang disukai Saka untuk melatih motorik halusnya. Ialah bermain lego atau puzzle. Permainan ini cukup membuat Saka anteng sejenak, meski saya harus menemaninya. Tidak bisa ditinggal begitu saja. Pohon dan gunung karya Saka (8/1/2018) Namun, ada yang mengejutkan saat Senin (8/1/2018) pagi Saka tiba-tiba memegang lem tembak. Meski agak risau karena Saka belum terampil memegang lem tembak, saya membiarkan dia menggunakannya. Rupanya, dia ingin mengelem sesuatu. Karena bingung apa yang mau dilem, dia pun mengambil kertas dan mulai mengelemnya. Melihat kemauannya yang tak biasa ini, saya langsung mengambilkan stick es krim di almari aktivitas

Bermain Bersama Teman

Reksa senang berteman. Hampir tiap hari, dia selalu bermain ke rumah temannya. Kalau rumahnya dekat, dia akan berangkat dan pulang sendiri. Kalau rumahnya agak jauh, saya bagian yang bertugas mengantarnya. Jika Saka ikut bermain, saya mau tidak mau harus menunggunya karena sampai saat ini Saka belum mau ditinggal. Mungkin orang tua lain akan heran melihat saya “kober” antar anak main. Biasanya orang tua akan mengantar anak jika dalam rangka mencari ilmu. Seperti mengaji, les atau ke sekolah. Tetapi saya malah mengantar anak bermain. Apa tidak buang-buang waktu? Jawabannya adalah tidak.    Saka dan Wahyu bermain di Lapangan Tenis (7/1/2018) Sejak berumur 2 tahun, Reksa senang bermain bersama teman. Aktivitas satu ini paling membuat matanya berbinar-binar. Sebelum ke rumah teman, dia sering menyiapkan sesuatu untuk temannya. Kadang kejutan berupa kado yang berisi surat atau mainan, kadang berupa makanan kecil. Hari Minggu (7/1/2018) kemarin, seperti

Naik Kereta Prameks

Waktu berumur 2 tahun, Saka sangat menyukai kereta. Saat melihat kereta berjalan melewati Wates, dia selalu antusias melihatnya dari depan hingga belakang. Saat melihat gambar kereta di buku, dia langsung  menunjukkannya pada saya gambar yang ditemukannya itu. Untuk memenuhi rasa sukanya, pada pertengahan tahun 2016, kami sekeluarga pernah sengaja menggunakan kereta api saat perjalanan wisata ke Jakarta. Tentu saja Saka senang luar biasa. Semenjak perjalanan tersebut, kami belum pernah naik kereta api lagi. Saat ini, Saka juga sudah tidak terlalu heboh saat melihat kereta dibanding dulu. Hingga kemudian saya mendengar info dari saudara bahwa perjalanan ke Jogja menggunakan kereta prameks itu menyenangkan. Disamping harganya yang terjangkau, perjalanannya juga relatif lebih cepat dibanding menggunakan mobil. Saya pun berniat mengajak anak-anak memakai moda transportasi ini jika ada kesempatan pergi ke Jogja bertiga. Niat saya pun terwujudkan kemarin Sabtu. Saat memenuhi undangan Kopdar