Langsung ke konten utama

DAY 2 : Tantangan 10 Hari Melatih Kemandirian Anak


Memasuki hari kedua tantangan 10 hari melatih kemandirian anak, saya kembali menegaskan kepada anak-anak mengenai tanggung jawabnya. Kalau biasanya Reksa hanya memiliki tugas menjemur pakaian, saat ini ia mendapat tambahan tugas bersih-bersih kamar dan mengembalikan piring bersih ke rak. Adapun Saka, ia berlatih untuk makan dan mengenakan pakaian sendiri.

Latihan Kemandirian Reksa
Setelah saya menegaskan apa yang menjadi tanggung jawab anak-anak, latihan langsung dimulai sejak pagi hari. Reksa bersih-bersih kamar dimulai dari mengembalikan barang-barang pada tempatnya, membersihkan tempat tidur, menata bantal dan menyapu lantai. Latihan ini cukup lancar dan tidak ada kendala berarti. Sebagai dokumentasi, saya memotret dan merekam proses latihan ini.

Reksa bersih-bersih kamarnya (14/7/2017)

Adapun untuk latihan mengembalikan piring, saya latihkan dua kali yakni pagi dan sore hari. Pada pagi hari, setelah saya mencuci piring, saya meminta Reksa mengembalikannya ke rak. Berhubung saat itu Reksa sedang main di halaman rumah, saya tidak memaksanya untuk segera menyelesaikan tugasnya. Toh saat itu ia juga mengajak main adeknya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas rumah tangga lainnya. Saat saya mengecek ulang, bersyukur sekali Reksa sudah menyelesaikan tanggung jawabnya mengembalikan piring ke rak.
Sayangnya saat sore hari, Reksa tidak segera melaksanakan tugasnya waktu saya memintanya mengembalikan piring. Dia malah menyanyi dan bermain. Kalau kemudian ia menyelesaikan tugasnya, saya harus mengingatkannya secara berulang. Hal yang harus saya bawahi pada “Day 2” ini adalah bagaimana membuat anak segera melaksanankan tanggung jawabnya. Tanpa bilang “nanti dan nanti”.

Latihan Kemandirian Saka
Latihan untuk Saka sudah lebih bagus dari hari sebelumnya. Saka sudah dengan sendirinya melepas dan mengenakan pakaian sendiri. Terutama saat memakai celana. Kalau memakai kaos, Saka harus dibantu memasukkan kaos ke badan karena kaosnya sudah kecil dan kepalanya sedang sakit. Meski dibantu, saat memasukkan lengan ke kaos, Saka sudah bisa sendiri. Saya hanya mengarahkan saja.

Saka makan bubur sendiri (14/7/2017)

Adapun untuk belajar makan sendiri, pada “day 2” ini, Saka sudah lancar makan sendiri tanpa perlu dibujuk dulu. Asal sudah disiapkan makannya, Saka mau makan sendiri. Terlebih jika makannya bareng dengan Reksa, Saka sangat antusias. Saka makan sendiri di rumah saat pagi dan sore hari. Siang hari, Saka maem di rumah tetangga bersama Reksa.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka saat

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan

Menyusun Rencana Project

Latar Belakang Saya senang membaca buku humor. Saya senang membaca cerita teman yang lucu dan mengundang tawa. Saya senang bercengkerama dengan orang yang mudah bahagia. Mengapa? Karena saya jadi ikut bahagia. Oleh sebab kesenangan saya tersebut, saya pun jadi mudah bahagia. Saat membalas chat teman, saya selalu berusaha mengemas tulisan saya dengan bahagia. Saat menulis status maupun membalas komentar di social media, saya selalu menulisnya dengan bahasa yang menyenangkan. Menurut teman-teman, saya mudah sekali membuat mereka tertawa. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu, saya sering menjumpai percakapan atau kejadian lucu di keluarga kami. Sebagian percakapan tersebut sudah saya tuliskan di akun FB. Sebagian belum saya tulis. Nah, melalui Ruang Berkarya Ibu, saya ingin mengoptimalkan potensi saya di bidang tulis menulis cerita lucu melalui project "Ngakak Everyday" Nama Project Ngakak Everyday : Kumpulan Cerita Lucu Rumah Jingga Tujuan 1. Mendokume