Saya meyakini anak-anak terlahir kreatif. Itu terbukti saat akhir-akhir ini kondisi saya sedang tidak enak badan. Anak-anak menentukan permainannya sendiri tanpa saya intervensi. Dan ternyata, permainan mereka kreatif-kreatif.
Seperti membuat salju di rumah. Bahannya, hanya menggunakan gabus bekas. Alat yang digunakan parut keju. Cara membuatnya, parut gabus seperti ketika memarut keju. Sesederhana itu. Tidak perlu membeli peralatan dan bahan yang tidak ada di rumah.
Karena ceritanya anak-anak sedang merasakan musim salju, anak yang memarut berada di lantai dua. Sedang, anak yang merasakan salju di lantai bawah. Nah, dari situ anak yang sedang merasakan musim salju bernyanyi frozen sambil merasakan taburan salju dari atas.
Agar adil, mereka gantian posisi. Anak yang semula berada di bawah, pada giliran berikutnya dia berada di atas. Anak yang semula memarut di atas, gantian merasakan musim salju di bawah.
Namanya anak-anak, kejahilan pun ternyata ada pada mereka. Jadi, saat anak yang di bawah udah stand by nunggu salju turun, ternyata anak yang di atas malah sembunyi. Jelas saja, anak yang di bawah dongkol. Hehe.. Saat anak yang di bawah bergantian posisi, dia membalas kejahilan itu persis seperti yang dilakukan temannya. Hehe..
Meski terkesan kurang pas, ternyata metode itu ada sisi positifnya. Sisi positifnya, anak yang tadi jahil minta maaf dan tidak mengulang kejahilannya lagi. Hehe... Anak-anak oh anak-anak.
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#Thinkcreative
Seperti membuat salju di rumah. Bahannya, hanya menggunakan gabus bekas. Alat yang digunakan parut keju. Cara membuatnya, parut gabus seperti ketika memarut keju. Sesederhana itu. Tidak perlu membeli peralatan dan bahan yang tidak ada di rumah.
Karena ceritanya anak-anak sedang merasakan musim salju, anak yang memarut berada di lantai dua. Sedang, anak yang merasakan salju di lantai bawah. Nah, dari situ anak yang sedang merasakan musim salju bernyanyi frozen sambil merasakan taburan salju dari atas.
Agar adil, mereka gantian posisi. Anak yang semula berada di bawah, pada giliran berikutnya dia berada di atas. Anak yang semula memarut di atas, gantian merasakan musim salju di bawah.
Namanya anak-anak, kejahilan pun ternyata ada pada mereka. Jadi, saat anak yang di bawah udah stand by nunggu salju turun, ternyata anak yang di atas malah sembunyi. Jelas saja, anak yang di bawah dongkol. Hehe.. Saat anak yang di bawah bergantian posisi, dia membalas kejahilan itu persis seperti yang dilakukan temannya. Hehe..
Meski terkesan kurang pas, ternyata metode itu ada sisi positifnya. Sisi positifnya, anak yang tadi jahil minta maaf dan tidak mengulang kejahilannya lagi. Hehe... Anak-anak oh anak-anak.
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#Thinkcreative
👍
BalasHapus