Langsung ke konten utama

Ada Salju di Rumah Kami

Saya meyakini anak-anak terlahir kreatif. Itu terbukti saat akhir-akhir ini kondisi saya sedang tidak enak badan. Anak-anak menentukan permainannya sendiri tanpa saya intervensi. Dan ternyata, permainan mereka kreatif-kreatif.

Seperti membuat salju di rumah. Bahannya, hanya menggunakan gabus bekas. Alat yang digunakan parut keju. Cara membuatnya, parut gabus seperti ketika memarut keju. Sesederhana itu. Tidak perlu membeli peralatan dan bahan yang tidak ada di rumah.

Karena ceritanya anak-anak sedang merasakan musim salju, anak yang memarut berada di lantai dua. Sedang, anak yang merasakan salju di lantai bawah. Nah, dari situ anak yang sedang merasakan musim salju bernyanyi frozen sambil merasakan taburan salju dari atas.

Agar adil, mereka gantian posisi. Anak yang semula berada di bawah, pada giliran berikutnya dia berada di atas. Anak yang semula memarut di atas, gantian merasakan musim salju di bawah.

Namanya anak-anak, kejahilan pun ternyata ada pada mereka. Jadi, saat anak yang di bawah udah stand by nunggu salju turun, ternyata anak yang di atas malah sembunyi. Jelas saja, anak yang di bawah dongkol. Hehe.. Saat anak yang di bawah bergantian posisi, dia membalas kejahilan itu persis seperti yang dilakukan temannya. Hehe..

Meski terkesan kurang pas, ternyata metode itu ada sisi positifnya. Sisi positifnya, anak yang tadi jahil minta maaf dan tidak mengulang kejahilannya lagi. Hehe... Anak-anak oh anak-anak.

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#Thinkcreative

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

Membuat Hasta Karya Bentuk Hati

Kehadiran teman, sering memicu kreativitas anak-anak. Seperti sore beberapa hari yang lalu. Mbak Septi, tetangga kami main ke rumah. Sudah pasti anak-anak sangat senang. Berbagai permainan mereka mainkan. Mulai dari permainan fisik seperti naik sepeda hingga permainan imajinatif seperti bermain peran. Setelah lelah bermain, sore itu anak-anak mengambil kertas warna. "Bikin love, Yuk!" ajak Mbak Septi. Maksudnya bikin bentuk hati dari kertas warna. "Ayuk," Reksa mengambil kertas dan spidol. Keduanya lantas menggambar bentuk hati di atas kertas warna. Setelah selesai menggambar, keduanya pun mengguntingnya. Tertarik dengan aktivitas keduanya, saya pun ikut membuat bentuk hati. Saya menggunakan teknik yang berbeda dengan anak-anak. Setelah selesai menggunting, saya perlihatkan karya saya pada anak-anak. "Nih, buatan Bunda. Kanan kirinya sama kan?" Reksa dan temannya mengamati hasil karya saya. "Iyae, Bun." "Biar sama, cara bikinnya d...

Pohon Singkong dan Pohon Padi

Memulai langkah pertama memang selalu berat. Termasuk dalam game level 10 kelas Bunsay kali ini. Selalu saja ada alasan bagi saya untuk menunda memulainya. Ya tidak enak badanlah, ya anak sudah tidurlah dan sebagainya. Dan dengan kekuatan bulan, akhirnya saya memaksa diri untuk memulai day 1. Sore hari saat anak-anak tiduran di kamar, saya memberitahu mereka bahwa bundanya ingin mendongeng. "Asyiiik," pekik Reksa dan Saka senang. "Nanti kalau bagus, Reksa bilang bagus ya, Bun." Reksa berinisiatif menjadi jurinya. "Ya. Seumpama kurang bagus, bilang kurang bagus, ya." "Oke." "Judulnya pohon singkong dan pohon padi," Saya memulai cerita dengan menyebut judul dongeng itu. Dikisahkan dalam dongeng tersebut, pohon singkong sedang bersedih karena manusia tidak suka makan singkong. Manusia lebih suka makan nasi. Padahal, sebelum pohon padi sebanyak sekarang, dulu kan manusia makannya singkong. Kenapa sekarang mereka tidak suka singkon...