Langsung ke konten utama

DAY 3 : Tantangan 10 Hari Family Project


Nama Project : Liburan Keluarga
Gagasan : Keluarga kami sehari-hari di rumah. Ayah bekerja di rumah. Bunda juga sudah setahun lebih SAHM. Reksa sekolah sampai jam 10.00 WIB. Sedang Saka sekolah tiga hari saja seminggu. Jadi, hampir setiap waktu kami berkumpul di rumah.
Pada saat-saat tertentu, berada di rumah terus juga bisa membuat kami jenuh. Dan jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut menjadi tidak baik untuk semua. Oleh karenanya, kami sepakat untuk berlibur bersama. Kami berharap, liburan setengah tahunan ini bisa menyegarkan pikiran seluruh anggota keluarga.
Penanggung Jawab : Bunda
Waktu Pelaksanaan : Sabtu-Minggu (12-13 Agustus 2017)

Berlibur di Jogja Bay (12 Agustus 2017)

Pelaksanaan : Liburan ala keluarga kami sangat sederhana. Tidak selalu keluar kota. Yang terpenting, kami bisa menginap di tempat penginapan yang mempunyai taman luas. Syukur-syukur di sekelilingnya masih banyak pepohonan besar. Mengapa? Karena kami menyukai keheningan. Kami tambah pusing jika berada di tempat keramaian terlalu lama. Hehe..
Setelah browsing tentang tempat penginapan yang kami inginkan, kami menetapkan salah satu penginapan di Jogja bagian utara. Selanjutnya, kami memilih satu wahana bermain yang disukai anak-anak. Dan pilihan jatuh pada Jogja Bay karena anak-anak senang bermain air. Sudah lama juga, anak-anak tidak renang.
Kami berangkat dari rumah pukul 13.00 WIB dan sampai di Jogja Bay pukul 14.15 WIB. Bersyukur, tempatnya belum penuh orang sehingga anak-anak bisa leluasa bermain. Berhubung kami liburan saat weekend, harga tiket lebih mahal. Untuk dewasa, Rp. 100.000 dan anak-anak Rp. 30.000. Seharusnya tiket anak-anak Rp. 60.000, namun karena follow akun instagram jogja bay, kami mendapat potongan 50%.
Reksa sangat antusias mencoba berbagai wahana permainan air. Terutama perosotan untuk anak-anak. Dia berulang naik turun perosotan sendiri. Sedang Saka, dia kurang begitu suka perosotan air. Dia lebih suka berenang di kolam khusus balita dan anak-anak. Hanya beberapa kali saja mencoba perosotan air. Selebihnya, Saka menyukai berenang dan bermain air pancuran. Hehe..
Awalnya saya mengira akan butuh waktu lama bermain air di Jogja Bay. Apalagi, wahananya yang tidak seperti kolam renang biasa. Saya menduga, kami akan keasyikan dan lupa diri. Hehe.. Ternyata dua jam di Jogja Bay rasanya sudah cukup. Pukul 16.30, kami ganti baju, sholat, kemudian mencari makan sore.
 
Foto di halte Jogja Bay (12/8/2017)
Apresiasi : Sewaktu dalam perjalanan ke tempat penginapan, saya bertanya kepada anak-anak, apakah mereka senang bermain di Jogja Bay? Reksa langsung bilang, asyik banget. Pun demikian dengan Saka. Tentu saja, asyik bagi Reksa berbeda dengan Saka. Jika Reksa menyukai perosotan dan ombak buatan yang penuh tantangan. Sebaliknya, Saka menyukai renang di kolam anak-anak yang penuh kedamaian. Hehe..
Bagaimana dengan ayah dan bunda? Kami merasakan hal yang sama. Saat bunda bilang bahwa wahana air seperti itu sudah pasti menghabiskan energi yang sangat banyak. Berapa listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan air? Berapa air yang dibutuhkan untuk mengisi tempat sebesar itu? Rasa-rasanya kok sayang sekali jika energi sebesar itu hanya untuk kesenangan manusia. Perasaan itu pun juga yang dirasakan oleh Ayah.
Pada akhir perbincangan, kami memutuskan untuk sekali saja ke tempat tersebut. Dan tidak ingin mencobanya lagi. Saat ini, anak-anak mungkin belum memahaminya. Semoga lambat laun mereka mengerti yang menjadi keputusan orang tuanya.

#Day3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

Membuat Hasta Karya Bentuk Hati

Kehadiran teman, sering memicu kreativitas anak-anak. Seperti sore beberapa hari yang lalu. Mbak Septi, tetangga kami main ke rumah. Sudah pasti anak-anak sangat senang. Berbagai permainan mereka mainkan. Mulai dari permainan fisik seperti naik sepeda hingga permainan imajinatif seperti bermain peran. Setelah lelah bermain, sore itu anak-anak mengambil kertas warna. "Bikin love, Yuk!" ajak Mbak Septi. Maksudnya bikin bentuk hati dari kertas warna. "Ayuk," Reksa mengambil kertas dan spidol. Keduanya lantas menggambar bentuk hati di atas kertas warna. Setelah selesai menggambar, keduanya pun mengguntingnya. Tertarik dengan aktivitas keduanya, saya pun ikut membuat bentuk hati. Saya menggunakan teknik yang berbeda dengan anak-anak. Setelah selesai menggunting, saya perlihatkan karya saya pada anak-anak. "Nih, buatan Bunda. Kanan kirinya sama kan?" Reksa dan temannya mengamati hasil karya saya. "Iyae, Bun." "Biar sama, cara bikinnya d...

MELUNCUR DI ATAS JAHE

“Teeet! Teeet! Teeet!” Suara bel berbunyi tiga kali. Tanda ujian berakhir. “ Alhamdulillah...”, ucapku pelan. Lega rasanya ujian semester ini telah berakhir. Bergegas aku mengumpulkan lembar jawaban ke depan. Ternyata aku yang paling akhir. Setelah mengambil tas, aku duduk di samping kursi Maikah. “Mai, aku dengar kabar dari kelas 6, liburan ini kita akan diajak outbond ke Gua Pindul lho..” bisikku pada Maikah. Sudah menjadi kesepakatanku dengan Maikah, pada masa-masa ujian seperti sekarang ini, pantang bagi kami berdua membahas soal ujian sekolah. Maikah menoleh. “Oya? Asyik dong! Jadi pengen beli gatot sama tiwul.” “Ah, kau! Makanan aja yang diingat,” kucubit perut Maikah yang semakin buncit. Maikah memasukkan peralatan tulis ke dalam tas. “Memang sudah pasti ke Gua Pindul?” tanya Maikah ragu-ragu. Aku mengedikkan bahu. “Yah, semoga aja” Topik tentang liburan semester memang selalu hangat dalam perbincangan kami. Sudah seminggu kami sekelas membincangkan topi...