Langsung ke konten utama

DAY 4 : Tantangan 10 Hari Family Project


Nama Project : Liburan Keluarga
Gagasan : Keluarga kami sehari-hari di rumah. Ayah bekerja di rumah. Bunda juga sudah setahun lebih SAHM. Reksa sekolah sampai jam 10.00 WIB. Sedang Saka sekolah tiga hari saja seminggu. Jadi, hampir setiap waktu kami berkumpul di rumah.
Pada saat-saat tertentu, berada di rumah terus juga bisa membuat kami jenuh. Dan jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut menjadi tidak baik untuk semua. Oleh karenanya, kami sepakat untuk berlibur bersama. Kami berharap, liburan setengah tahunan ini bisa menyegarkan pikiran seluruh anggota keluarga.
Penanggung Jawab : Bunda
Waktu Pelaksanaan : Minggu (13 Agustus 2017)

Bermain ayunan di taman penginapan (13/8/2018)

Pelaksanaan : Seperti postingan saya sebelumnya, agenda hari Sabtu-Minggu (12-13 Agustus 2017) adalah liburan keluarga. Pada hari Sabtu siang, kami berlibur di Jogja Bay. Sebuah wahana bermain air di Maguwoharjo, Sleman. Tepatnya di sebelah utara Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Setelah puas menikmati air, kami berangkat menuju penginapan. Malam sebelumnya saya sudah pesan melalui traveloka. Jadi, ketika sampai di penginapan, kami tinggal reservasi dan langsung bisa menginap. Pada Sabtu malam, anak-anak hanya menonton TV sebentar kemudian tidur karena kecapekan dari Jogja Bay.
Kegiatan seru terjadi saat Minggu pagi. Saya bersama anak-anak menikmati pemandangan di taman sekitar penginapan. Tamannya yang luas, lengkap dengan pepohonan yang besar-besar membuat kami betah berlama-lama di luar. Bermain ayunan, mengumpulkan bunga yang berjatuhan, mengamati tanaman yang aneka rupa hingga melihat dari jauh permainan golf.
Di sela-sela perjalanan kami, anak-anak bertanya banyak hal. Mulai dari patung itu apa? Mengapa ditaruh di sini? Apa itu peta? Kalau di dalam peta, kita sekarang berada di mana? Mengapa kita tidak boleh memasuki lapangan golf? Mengapa bapak-bapak itu boleh berada di lapangan golf? Dan pertanyaan serupa lainnya.
Saya senang mendengar pertanyaan anak-anak karena itu berarti rasa ingin tahu anak-anak besar. Ya, memasuki tempat yang baru memang memancing pertanyaan pada diri anak-anak. Kalau biasanya anak-anak menemui hal yang sama, tentu saja benak mereka bertanya-tanya saat menemui sesuatu yang berbeda.

Jalan-jalan di taman (13/8/2017)

Selepas bermain di taman, kami menikmati makan pagi di restoran. Sajiannya yang beragam membuat anak-anak jadi ingin ini itu. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar karena mereka disuguhi beraneka makanan dan minuman dalam waktu bersamaan. Meski wajar, kami menjadikan kesempatan ini untuk belajar menahan diri. Boleh saja punya keinginan minum jus jambu, tapi dengan syarat jus apelnya dihabiskan dulu. Boleh saja ingin makan roti, tapi nasinya dihabiskan dulu. Itupun dengan syarat, makan dan minumnya harus habis.
Sebenarnya bukan anak-anak saja yang belajar, saya pun juga belajar menahan diri. Meski tidak mengambil macam-macam sajian, namun tetap saja saya tertarik mencoba makanan lain. Terlebih jika makanan yang sebelumnya saya ambil, tidak pas di lidah saya. Jadi, pelajaran pada kesempatan tersebut adalah ambil sedikit saja. Jikalau memang enak, bisa mengambil lagi. Daripada terlanjur mengambil banyak dan ternyata tidak kuat menghabiskan. Sayang sekali rasanya.
Di restoran, anak-anak jadi mengerti bahwa di dunia ini ada beraneka jenis manusia. Ada yang berkulit putih, ada juga yang berkulit sawo matang. Ada yang berhidung mancung, ada juga yang mancung ke dalam. Ada yang tinggi, ada juga yang pendek seperti bunda. Awalnya anak-anak kaget melihatnya. Setelah saya jelaskan, anak-anak bisa memahaminya. Kami berharap, anak-anak jadi toleran melihat semua perbedaan tersebut. 

Bermain ayunan (13/8/2017)
 
Setelah makan pagi, anak-anak bersama ayah menyempatkan diri berenang sebentar. Kebetulan ada kolam renang khusus anak-anak yang tidak terlalu dalam. Jadi, anak-anak sangat senang bisa berenang lagi. Satu setengah jam sebelum batas akhir check out, anak-anak minta naik andong. Seperti biasa, sayalah yang menemani anak-anak, ayah bagian mengurus check out.
Apresiasi : Sesampainya di rumah, saya bertanya pada anak-anak, apakah mereka senang dengan liburan kali ini? Sontak keduanya menjawab senang. Syukurlah.. Liburan kali ini menyegarkan pikiran kami sekeluarga. Anak-anak fresh, orang tua juga fresh. Satu hal yang menjadi catatan kami, anak-anak jadi belajar bagaimana bersikap saat liburan. Baik itu di objek wisata maupun saat di penginapan. Kami menekankan pada anak-anak bahwa kita harus jaga sikap dimanapun. Keceriaan kita, jangan sampai menganggu keceriaan orang lain.

Berpose di dekat kolam renang (13/8/2017)

#Day4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka saat

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan

Menyusun Rencana Project

Latar Belakang Saya senang membaca buku humor. Saya senang membaca cerita teman yang lucu dan mengundang tawa. Saya senang bercengkerama dengan orang yang mudah bahagia. Mengapa? Karena saya jadi ikut bahagia. Oleh sebab kesenangan saya tersebut, saya pun jadi mudah bahagia. Saat membalas chat teman, saya selalu berusaha mengemas tulisan saya dengan bahagia. Saat menulis status maupun membalas komentar di social media, saya selalu menulisnya dengan bahasa yang menyenangkan. Menurut teman-teman, saya mudah sekali membuat mereka tertawa. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu, saya sering menjumpai percakapan atau kejadian lucu di keluarga kami. Sebagian percakapan tersebut sudah saya tuliskan di akun FB. Sebagian belum saya tulis. Nah, melalui Ruang Berkarya Ibu, saya ingin mengoptimalkan potensi saya di bidang tulis menulis cerita lucu melalui project "Ngakak Everyday" Nama Project Ngakak Everyday : Kumpulan Cerita Lucu Rumah Jingga Tujuan 1. Mendokume