Langsung ke konten utama

Asiknya Bersepeda

Reksa kami belikan sepeda sewaktu dia berumur 2 tahun. Awalnya Reksa mengendarainya dengan dua roda bantu kanan dan kiri. Namun, sewaktu kakinya sudah bisa menapak ke tanah (umur 5 tahunan) roda bantunya kami copot. Jadilah, dia mulai belajar mengendarai sepeda roda dua. Setelah berjuang beberapa minggu, akhirnya Reksa bisa bersepeda sendiri pada usia 5,5 tahun.
 
Reksa dan Saka bersepeda di jalan (11/1/2018)

Saat ini, bersepeda adalah salah satu aktivitas yang disukai Reksa. Berhubung, halaman rumah kami sempit dan kondisinya naik turun, seringnya anak-anak bersepeda di jalan depan rumah. Kebetulan jalan depan rumah relatif sepi, saya pun mengizinkannya bersepeda. Jika bersama Saka, saya biasa menunggunya.

Kamis (11/1/2018) kemarin, Reksa menunjukkan kepada saya bahwa dia sudah bisa naik sepeda dari rumah Mbak Fala ke arah jalan. Saya agak kaget saat melihatnya, apa benar dia sudah bisa? Karena jalannya menurun dan berlubang, saya agak khawatir kalau dia jatuh. Ternyata, itu hanya kekhawatiran saya saja. Reksa bisa mengendarai sepeda menurun dengan mulus. 
 
Saka masih menggunakan roda bantu

Kemampuan Reksa bersepeda ini tentu memancing minat adeknya untuk ikut bersepeda. Jika ada waktu luang, keduanya sering melakukan aktivitas satu ini. Saat ini Saka masih memakai roda bantu. Jika esok kakinya sudah bisa menapak tanah, kelak dia pun akan belajar mengendarai sepeda roda dua.

Bagi keluarga kami, bersepeda adalah salah satu skill yang wajib dimiliki anak agar kelak dia bisa mandiri kemanapun. Bonusnya, anak-anak jadi lebih sehat dan bahagia.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

Pohon Singkong dan Pohon Padi

Memulai langkah pertama memang selalu berat. Termasuk dalam game level 10 kelas Bunsay kali ini. Selalu saja ada alasan bagi saya untuk menunda memulainya. Ya tidak enak badanlah, ya anak sudah tidurlah dan sebagainya. Dan dengan kekuatan bulan, akhirnya saya memaksa diri untuk memulai day 1. Sore hari saat anak-anak tiduran di kamar, saya memberitahu mereka bahwa bundanya ingin mendongeng. "Asyiiik," pekik Reksa dan Saka senang. "Nanti kalau bagus, Reksa bilang bagus ya, Bun." Reksa berinisiatif menjadi jurinya. "Ya. Seumpama kurang bagus, bilang kurang bagus, ya." "Oke." "Judulnya pohon singkong dan pohon padi," Saya memulai cerita dengan menyebut judul dongeng itu. Dikisahkan dalam dongeng tersebut, pohon singkong sedang bersedih karena manusia tidak suka makan singkong. Manusia lebih suka makan nasi. Padahal, sebelum pohon padi sebanyak sekarang, dulu kan manusia makannya singkong. Kenapa sekarang mereka tidak suka singkon...

Membuat Hasta Karya Bentuk Hati

Kehadiran teman, sering memicu kreativitas anak-anak. Seperti sore beberapa hari yang lalu. Mbak Septi, tetangga kami main ke rumah. Sudah pasti anak-anak sangat senang. Berbagai permainan mereka mainkan. Mulai dari permainan fisik seperti naik sepeda hingga permainan imajinatif seperti bermain peran. Setelah lelah bermain, sore itu anak-anak mengambil kertas warna. "Bikin love, Yuk!" ajak Mbak Septi. Maksudnya bikin bentuk hati dari kertas warna. "Ayuk," Reksa mengambil kertas dan spidol. Keduanya lantas menggambar bentuk hati di atas kertas warna. Setelah selesai menggambar, keduanya pun mengguntingnya. Tertarik dengan aktivitas keduanya, saya pun ikut membuat bentuk hati. Saya menggunakan teknik yang berbeda dengan anak-anak. Setelah selesai menggunting, saya perlihatkan karya saya pada anak-anak. "Nih, buatan Bunda. Kanan kirinya sama kan?" Reksa dan temannya mengamati hasil karya saya. "Iyae, Bun." "Biar sama, cara bikinnya d...