Langsung ke konten utama

Review Kelompok 10 : Fitrah Seksualitas Melawan LGBT

Permasalahan Gender :
- Kekerasan dalam Rumah Tangga
- Operasi Transgender
- Hamil di luar nikah
- Feminisme
- Traficking
- HIV/AIDS

LGBT mengepung Anak
- Smartphone, internet, sosmed menularkan virus LGBT
- Pengaruh gaya hidup negara barat
- Kosongnya jiwa anak dari kasih sayang dan perhatian orang tua
- Bermunculannya buku tidak ramah anak pro LGBT
- Film, iklan, lagu dan video musik yang berbau LGBT

Solusi
Fitrah Seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sebagai lelaki atau perempuan sejati.
Menumbuhkan fitrah seksualitas ini banyak bergantung pada kehadiran dan kedekatan dengan ayah ibu.

Usia 0-2 tahun
Anak laki-laki dan perempuan didekatkan ke ibunya karena ada proses menyusui.
Sambil menyusui kita sounding, "MasyaAllah, anak perempuan mama sudah semakin besar. Tumbuh jadi anak yang baik ya, Nak. Cantik wajahnya, cantik hatinya, cantik perilakunya. Nanti kalau sudah besar cari suami yang soleh ya, Nak."
Ibu juga memberi contoh yang baik, seperti tidak sembarangan membuka aurat.

Usia 3-6 tahun
Anak laki-laki dan perempuan harus dekat ayah ibunya agar memiliki keseimbangan rasional dan emosional.
Di usia ini anak mulai banyak bertanya. Ayah dan ibu harus menjawab dengan jujur dan kompak.
Dengan dimulainya pertanyaan demi pertanyaan, berarti anak sudah siap mengenal. Maka, kenalkanlah. Kenalkan tentang adab (adab buang air, berbicara, memandang, berpakaian dan bertamu), meminta ijin (masuk rumah, masuk kamar, memotret dll), apa yang boleh dan tidak boleh, tata cara ibadah dll. Kenalkan dulu saja.

Usia 7-10 tahun
Anak laki-laki didekatkan pada ayah dan anak perempuan didekatkan pada ibu.
Anak belajar pada ayah bagaimana bersikap dan bersosial kelak. Menghayati peran kelelakian dan keayahan.
Anak perempuan didekatkan pada ibu agar kelak peran keperempuanan dan keibuannya bangkit.
Latih dan biasakan anak sesuai fitrahnya. Seperti tahapan sebelumnya.
Ajak anak beraktivitas sesuai dengan gender.
Pisahkan kamar keduanya.
Beri pendidikan seks (penjelasan tentang mimpi basah dan haid)
Mulai dibiasakan menutup aurat.

Usia 11-14 tahun
Puncak fitrah seksualitas dimulai seriusmenuju untuk kedewasaan dan pernikahan.
Anak laki-laki didekatkan pada ibu, anak perempuan didekatkan pada ayah.
Anak perlu menyadari konsekuensi dan tanggung jawab dari apa yang dilakukannya.
Ortu berusaha menjadi sahabat agar anak nyaman bercerita dan berpendapat.

Media pembelajaran
Manusia dikarunia sistem input :
1. Mata untuk melihat,berikan teladan yang baik.
2. Telinga untuk mendengar, maka sampaikan nasehat dan kisah yang baik.
3. Hati untuk mengenali. Maka, kenalkan dan doakan.

Fitrah Seksualitas vs LGBT
Menumbuhkan fitrah seksualitas anak sangat dibutuhkan karena impactnya lebih besar daripada pendidikan seks secara umum.
Dengan menumbuhkan fitrah seksualitas anak diharapkan anak memahami identitasnya, bagaimana dia bersikap dan apa perannya.
Fitrah seksualitas yang tumbuh dan terjaga akan membentengi anak akan perilaku menyimpang seksual, LGBT dan lainnya.

Kelompok yang terdiri atas Mbak Ranny, Mbak Dina dan Mbak Syafitri ini presentasi dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dimulai dengan mengetengahkan video intro, memberi pre test berupa pertanyaan kepada peserta, mengeshare materi dan dilanjutkan dengan diskusi. Sebenarnya di awal sudah direncanakan untuk memberi post test, namun tidak diselenggarakan karena waktu yang terbatas.

Pertanyaan seputar LGBT pun bermunculan sewaktu diskusi berlangsung. Saya yang sama sekali tidak paham tentang bahasan ini baru mengerti saat menyimak diskusi. Mulai dari tren baju banana hingga berbagai singkatan seputar LGBT.

#FitrahSeksualitas
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka saat

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan

Menyusun Rencana Project

Latar Belakang Saya senang membaca buku humor. Saya senang membaca cerita teman yang lucu dan mengundang tawa. Saya senang bercengkerama dengan orang yang mudah bahagia. Mengapa? Karena saya jadi ikut bahagia. Oleh sebab kesenangan saya tersebut, saya pun jadi mudah bahagia. Saat membalas chat teman, saya selalu berusaha mengemas tulisan saya dengan bahagia. Saat menulis status maupun membalas komentar di social media, saya selalu menulisnya dengan bahasa yang menyenangkan. Menurut teman-teman, saya mudah sekali membuat mereka tertawa. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu, saya sering menjumpai percakapan atau kejadian lucu di keluarga kami. Sebagian percakapan tersebut sudah saya tuliskan di akun FB. Sebagian belum saya tulis. Nah, melalui Ruang Berkarya Ibu, saya ingin mengoptimalkan potensi saya di bidang tulis menulis cerita lucu melalui project "Ngakak Everyday" Nama Project Ngakak Everyday : Kumpulan Cerita Lucu Rumah Jingga Tujuan 1. Mendokume