Langsung ke konten utama

Review Kelompok 11 : Mengarahkan Orientasi Seksual Anak

Mengarahkan Orientasi Seksual Anak

Perbedaan LGBT & SSA:
Menurut sumber yang kami dapat,
LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) merupakan identitas sosial sehingga mereka ingin diakui, diterima, dan dilegalkan baik oleh masyarakat dan negara.
Sedangkan SSA (Same Sex Attraction) adalah orientasi seksual atau adanya ketertarikan secara emosional dan seksual dengan sesama jenis. Segelintir orang yang memiliki kecenderungan sejenis ini, sadar bahwa hal tersebut salah dan menyalahi fitrah.
(Sumber: Artikel OH My God Anakku SSA. Majalah Ummi Desember 2015)

Mengarahkan Orientasi Seksual Anak
Rata-rata ilmuwan berpendapat bahwa *faktor lingkungan* berperan besar dalam membentuk orientasi seksual seorang anak. Oleh karena itu, hindari pemicu yang bisa membuat orientasi seksual anak keluar dari fitrah.
Berikut beberapa langkahnya:
1. Kenalkan jati diri dan identitas sesuai jenis kelamin anak
Misal hindari memberi mainan _princess_ kepada anak laki-laki dan mainan robot kepada anak perempuan.
2. Batasi penggunaan gadget atau internet
Akses informasi tiada batas akan membuat anak mudah menemukan konten pornografi, termasuk pornografi bagi homoseksual.
3. Dampingi anak menonton televisi
Berbagai tayangan, terutama komedi sering menampilkan sosok waria sebagai lelucon. Dampak negatifnya, anak akan menganggap sosok tersebut normal di masyarakat.
4. Awasi lingkungan pertemanan anak, apalagi di masa pubertas
Berikan izin ketat jika anak ingin menginanp atau bermain di rumah teman.
5. Ikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam dalam memberikan pendidikan seksual

Tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam Memberikan Pendidikan Seksual
1. Melatih anak meminta izin ketika akan masuk rumah atau kamar orang tua
Al Qur'an menentukan tiga waktu kepada anak untuk meminta izin masuk ke dalam kamar orang tuanya, yakni sebelum shalat subuh, waktu tidur siang, dan setelah sholat isya.
Pada ketiga waktu ini anak yang sudah besar tapi belum mencapai usia baligh harus meminta izin, sehingga pandangan mereka tidak jatuh pada aurat keluarganya.
2. Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat
Pandangan adalah jendela anak untuk melihat. Apabila seorang anak terbiasa menundukkan pandangan dari segala aurat, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, maka itu akan mewariskan manisnya iman yang didapati si anak di dalam hatinya.
3. Memisahkan tempat tidur anak
Ini merupakan rukun asasi dalam mengarahkan kecenderungan seksual anak dan tidak menumbuhkan naluri seksualnya secara negatif. Hal ini tidak ada bandingannya pada dunia pendidikan mana pun di dunia ini.
Pemisahan dilakukan saat anak mencapai usia sepuluh tahun, yaitu pada saat naluri seksual mulai tumbuh, dan yang dimaksud dengan pemisahan adalah dua anak atau lebih tidak tidur dalam satu selimut atau satu tempat tidur.
4. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya zina ketika anak mendekati baligh
Terkhusus kepada ayah dan ibu yang memiliki anak perempuan, maka ajarkanlah isi surat An-Nur karena di dalamnya terkandung pembentukan akhlak, pengarahan kecenderungan seksual bagi anak dan peringatan dari perbuatan zina.
5.Mengajarkan kewajiban mandi janabah ketika anak mendekati baligh
Kedua orangtuanya hendaklah menjelaskan pelajaran tentang mandi wajib dan pendidikan seks kepada anak dari kitab-kitab fiqih, dan ini jauh lebih baik daripada mereka mendapatkankannya dari sumber eksternal yang justru menyebarkan racun mematikan.

Deteksi Dini Orientasi Seksual Anak
Kita kerap menemui dalam kehidupan sehari-hari, seorang anak laki-laki “berjiwa” perempuan, atau sebaliknya, seorang anak perempuan “berjiwa” laki-kali.
Orientasi seksual ternyata bisa diteksi sejak dini. “Sebagian klien kami sudah sejak kecil menyadari orientasi seksual mereka lebih ke sejenis,” kata *Sinyo Egie*, penulis buku *Anakku bertanya tentang LGBT*.
Jika terdeteksi sejak dini, langkah rehabilitasi lebih ringan dan singkat. Berikut indikasi yang bisa orangtua amati:
1. Meski tidak mutlak, penampilan anak bisa menjadi indikator awal*
Misal si Upik menyuki potongan cepak, tidak suka dengan perubahan fisik, dan lebih suka baju laki-laki.
Atau si Buyung yang kemayu dan senang pernak-pernik perempuan.
2. Amati bagaimana ia berteman*
Apakah si Upik memiliki perhatian khusus sekaligus cemburu berlebihan terhadap teman perempuan?
Atau si Buyung senang memuji penampilan teman laki-lakinya?
3. Lebih sering bermain, bahkan memiliki kelompok pertemanan dengan lawan jenis*
Misal anak lelaki yang selalu bermain dengan anak perempuan, atau anak perempuan lebih banyak bermain dengan anak lelaki.
4. Pada anak laki-laki, ketika masuk usia remaja, ia akan tiba-tiba memiliki minat terhadap kegiatan tertentu.*
Penelitian yang dilakukan Fernando Luiz Cardoso dari Santa Catarina State University di Brazil Tahun 2008 menunjukkan bahwa laki-laki prahomoseksual akan tertarik dengan olah raga bersifat soliter seperti : berenang, bersepeda, tenis, sepakbola, atau _football_.
5. Jika anak cukup terbuka, beri pertanyaan dengan cara yang tepat*
Misal, "Siapa teman yang paling kamu sukai di kelas?”
“Siapa teman yang menurutmu paling menarik di kelas?”
“Kamu deg-degan enggak kalau lihat perempuan yang cantik atau lelaki yang ganteng?"

Yang Bisa Dilakukan Orangtua Jika Anak Memiliki Kecenderungan SSA
1. Pahami anak
Orangtua bisa menjadi sahabat anak sehingga anak mau terbuka, nyaman, dan percaya kepada orangtua.
Perasaan umum yang dimiliki para SSA :
*- terhimpit*
Kelelahan mental karena menyukai sejenis, ingin menyalurkan namun tahu itu salah.
*- menyendiri*
Merasa berbeda sehingga rentan bergabung dengan komunitas yang mengerti dirinya
*- tertutup*
Takut bercerita mengenai keadaannya.

2. Dampingi Anak
Dampingi dengan sabar dan kasih sayang dengan bantuan terapis.
Ajari anak bertobat dan perbanyak ibadah.
Baea ke terapis yang mendukung kesembuhan SSA, bukan terapis yang mendukung legalisasi LGBT.
Gabung dengan komunitas pendukung penyembuhan SSA.
Jauhkan anak dari pergaulan bebas.

Tanya Jawab :
1⃣ Putri

Tetangga saya ada anak yang seumuran anak saya TK. Dia pernah bercerita ke temannya si X bahwa dia pernah mengintip bapak ibunya sedang melakukan "bikin anak" apa ya istilahnya 🤣 dan si X ini cerita ke saya.

Nah, bagaimana pendekatan kita memberi pengertian kepada anak tersebut. Karena orangtuanya juga tidak tahu kalau anaknya itu pernah ngintip mereka.
Anak perempuan ini umurnya masih TK namun kalo ngomong udah dewasa gitu 🙈
Bagaimana islam memandang ini. Harus bagaimana. Buat mba azizah dan mba starin. Makasih. Mohon pencerahannya 🙏🏻
*Jawaban*
Kita bisa petik pelajaran dari pertanyaan yang di ajukan mbk Putri.
🖊 Hendaklah kita sebagai orang tua lebih berhati hati manakala sedang bikin anak ( Pinjam kata katanya ya mbk Putri 🤭), Pastikan kamar terkunci dan kurangi suara yang berlebihan.
🖊Ajarkan anak untuk meminta izin manakala akan masuk kamar orang tua
🖊Jika kita mengenal orang tua anak tersebut, sebaiknya orang tuanya di beritahu bahwa anaknya pernah melihat mereka ketika sedang bikin anak, di harapkan kedepannya agar lebih berhati hati.
🖊 Dekati anak tersebut dan gali dengan beberapa pertanyaan, apa saja yang ia tahu dari melakukan 'bikin anak', apa saja yang ia lihat, bagaimana ia bisa tahu kalo orangtuanya sedang 'bikin anak', dari situ mungkin bisa ketemu dari mana ia bisa punya pengetahuan sebanyak itu untuk anak seusianya.

2⃣ Alif Kiky
Mau menanyakan tentang pendidikan seksualitas Rasulullah. Untuk mengajarkan anak minta ijin ke kamar orangtua, menutup aurat secara sempurna, dan untuk mulai memisahkan kamar anak ini bisa dilatih sejak kapan ya mbak? Kalau semisal dalam umur maksimal anak masih tidur bareng sama orangtua ada pengaruh ke diri anak gak mbak? Terima kasih
*Jawaban*
Untuk mengajarkannya bisa sejak dini, sejak anak bisa berkomunikasi. Untuk usia *wajib* sudah harus melakukannya adalah sbb:
- Minta ijin ke kamar orangtua: sejak pre-akil baligh (lihat QS An Nur 58-59).
- Menutup aurat secara sempurna: ketika mulai diperintahkan sholat, yaitu sejak umur 7 tahun.
- Memisahkan kamar: usia 7 tahun.
"Apabila anak-anak kalian mencapai usia 7 tahun, maka pisahkanlah antara tempat tidur mereka. Dan apabila sudah mencapai usia 10 tahun, maka pukullah mereka untuk sholat." (HR Al Hakim)

Untuk perintah memisahkan tempat tidur dalam bahasan kami maksudnya antara masing2 anak ya. Tapi tentu antara orangtua dan anak juga harus dipidahkan tempat tidurnya, melihat ada perintahnya untuk melatih anak meminta izin ketika masuk kamar orangtua. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar pandangan anak tidak jatuh pada aurat orangtuanya, karena pemandangan yang dilihat oleh anak-anak kecil bisa membawa dampak pada kehidupan mereka seluruhnya.

3⃣ Inaak
Bagaimana tanggapan temen2, mb anis, mb azizah, mb Starin, terkait dg emansipasi wanita.. Atau "kesetaraan gender"🤭 makasiii
*Jawaban*
Dalam islam, laki2 dan perempuan berada dlm posisi yang sama, dlm artian memiliki kewajiban yg sama, dijanjikan pahala yg sama, dll. Tapi bukan berarti laki2 dan perempuan setara dalam segala hal, karena itu sama saja melanggar kodrat. Laki2 dan perempuan berbeda dari segi kemampuan fisik, emosi, pemikiran, dll, maka tidak adil jika kita memaksakan peran yg tidak sesuai dengan kencenderungan dasar masing2. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, karena itu konsep kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip keadilan.

4⃣ Izza
Mau tanya buat presentasi ntar malam. Bagaimana mengajarkan fitrah seksualitas pada anak balita?? Apa-apa saja yang dapat dilakukan orang tua??
*Jawaban*
Menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak balita:
1.Usia 0-2 tahun
Dekatkan anak dengan ibunya. Pada usia 0-2 tahun, anak masih menyusu pada
ibunya. Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah.

2. Usia 3-6 tahun
Pada tahapan ini penguatan konsepsi gender dengan penggambaran positif gender masing-masing. Anak laki-laki dan perempuan harus didekatkan dengan kedua orangtuanya. Indikator pada tahapan ini adalah anak dapat menyebutkan dengan jelas dan bangga dengan gendernya di usia tiga tahun.

5⃣ Natasha
Dalam materi ada tulisan Deteksi Dini Orientasi Seksual anak » Lebih sering bermain dengan lawan jenis. Kira2 ini dimulai di usia berapa ya? Btw, sy pny teman seorang SSA. Lesbian. Dulu saya tanya kedia mengapa dia SSA, katanya bosan dengan pria. Dari dulu mainnya dengan cowok melulu. Dari penampilan luarnya dia terkesan tomboy, tapi dia SSA.
Menurut kelompok ini, mengapa ini bisa terjadi ya?
*Jawaban*
Di materi sudah sempat dijelaskan, orientasi seksual bisa dideteksi sejak anak masih kecil. Untuk usianya, berdasar sumber yang kami dapat, ada psikolog yang pernah mendapat pasien berusia 6 tahun yang bermasalah dengan orientasi seksualnya. (https://m.liputan6.com/health/read/2438880/orientasi-seksual-anak-bisa-diketahui-sejak-usia-6-tahun)
Untuk penyebab lesbian bisa ada banyak faktor ya, tapi kecenderungan penyebab LGBT lebih ke faktor *lingkungan*, seperti lingkungan pertemanan serta pengaruh gadget/internet dan TV.

6⃣ Saras
Bagaimana caranya meluruskan fitrah seksual anak jika anak tersebut hanya satu-satunya yang berjenis kelamin berbeda? Contohnya semua saudaranya laki-laki, sedangkan ia tidak dekat dengan figur ibunya sehingga ia menjadi anak yang benar-benar tomboy?Terima kasih 😊🙏🏼
*Jawaban*
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh mba saras.
Jika ibunya masih ada, sebaiknya memang ibunya lebih mendekatkan diri kepada putrinya, menjadi role model dan melibatkannya dalam aktivitas2 perempuan. Jika kondisi tidak memungkinkan, mungkin ayahnya bisa mencarikan teman2 bergaul perempuan untuknya, bisa dengan mengundang anak2 perempuan untuk main ke rumah, atau mengikutkannya ke kursus memasak misalnya.

Mba saya mau tanya juga nggih, jika seorang perempuan tomboy sampai pada usia dewasa apakah masih bisa berubah sesuai dengan fitrah perempuannya?
Tanggapan Mbak Kiki : Setahu sy jarang sekali mbak orang yang 100% feminin/maskulin, biasanya ada kadar berapa % sifat maskulin/feminin. Banyak faktor yang mempengaruhi. Kalau yang pengaruhnya dari genetik emang agak susah dirubah. Kalau pengaruh dari lingkungan, lebih mudah dirubahnya. Menurutku ini bukan menyalahi fitrah sih mbak

*RALAT*
Maaf buibu, setelah kami baca ulang, ada ralat sedikit. Maksud kami di sini adalah, untuk SSA penekanannya lebih pada *ketertarikan sesama jenis*, sedangkan pada LGBT penekanannya adalah *pengamalan ketertarikan tsb*. Jadi LGBT sudah pasti SSA, tapi SSA belum tentu sampai menjadi LGBT. Semoga bisa dipahami ya, sekali lagi mohon maaf atas kesalahan pemilihan kata. Terima kasih. 🙏

#FitrahSeksualitas
#Tantangan10Harii
#Level11
#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka saat

RANGKUMAN MATERI WEBINAR HOMESCHOOLING SESI 2

Lima bulan terakhir ini saya tertarik mempelajari model pendidikan homeschooling. Hari-hari saya berkutat dengan browsing dan browsing tentang apa itu homeschooling. Mengapa bisa begitu? Semua bermula dari kegelisahan saya saat masih tinggal dengan kakak perempuan saya yang mempunyai anak usia SD. Namanya Azkal (9 tahun). Setiap kali belajar bersama ibunya, setiap kali itu pula ia “ribut” dengan ibunya. Ibunya, kakak perempuan saya, merasa sejak duduk di kelas 3, Azkal susah sekali diajak belajar. Menurutnya, guru kelas Azkal kurang kreatif dalam mendidik. Seringkali hanya menyuruh anak mencatat materi pelajaran saja. Beberapa orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak sekolah. Sayangnya, keluhan tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan di pihak sang guru. Kondisi ini tidak berimbang dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dipelajari siswa Sebenarnya materi pelajaran untuk SD kelas 3 belum begitu rumit. Hanya saja, sang guru menggunakan acuan Lembar Kegiatan

Menyusun Rencana Project

Latar Belakang Saya senang membaca buku humor. Saya senang membaca cerita teman yang lucu dan mengundang tawa. Saya senang bercengkerama dengan orang yang mudah bahagia. Mengapa? Karena saya jadi ikut bahagia. Oleh sebab kesenangan saya tersebut, saya pun jadi mudah bahagia. Saat membalas chat teman, saya selalu berusaha mengemas tulisan saya dengan bahagia. Saat menulis status maupun membalas komentar di social media, saya selalu menulisnya dengan bahasa yang menyenangkan. Menurut teman-teman, saya mudah sekali membuat mereka tertawa. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu, saya sering menjumpai percakapan atau kejadian lucu di keluarga kami. Sebagian percakapan tersebut sudah saya tuliskan di akun FB. Sebagian belum saya tulis. Nah, melalui Ruang Berkarya Ibu, saya ingin mengoptimalkan potensi saya di bidang tulis menulis cerita lucu melalui project "Ngakak Everyday" Nama Project Ngakak Everyday : Kumpulan Cerita Lucu Rumah Jingga Tujuan 1. Mendokume