Langsung ke konten utama

Belajar Mengenal Bentuk

Beberapa hari yang lalu, saya mencoba bertanya pada Reksa tentang berbagai bentuk. Ternyata Reksa sudah mengenal lingkaran, persegi, persegi panjang dan oval. Ibu guru sekolah sudah mengajarkannya dengan metode mewarnai berbagai bentuk tersebut di kertas.

Saat saya meminta menunjukkan bentuk lingkaran terdapat pada benda apa saja, Reksa bisa mencontohkannya. Hanya saja untuk persegi dan persegi panjang kadang masih kebalik-balik. Kadang juga malah menyebut persegi dan persegi panjang dengan kotak. Saya  pun menjelaskan ulang tentang apa itu persegi dan apa itu persegi panjang.

Bentuk lingkaran dari kertas kardus (28/11/2017)

Untuk Saka, saya mencoba memperkenalkan bentuk lingkaran terlebih dahulu. Kami membuat bentuk lingkaran dari kardus sebanyak 8 buah. Empat warna hijau dan empat warna kuning.

Melalui media ini, Saka bisa belajar beberapa hal berikut :
1. Mengenal bentuk lingkaran.
2. Mengenal warna hijau dan kuning.
3. Mengurutkan dari yang besar hingga kecil. Atau sebaliknya.
4. Membandingkan lingkaran satu dengan yang lain. Apakah lebih besar, sama atau lebih kecil.

Saka belajar mengurutkan lingkaran (28/11/2017)

Berikut ini cara pembuatannya :
1. Siapkan kardus, kertas warna dan empat buah alat yang bisa digunakan untuk membentuk lingkaran. Saya memakai tutup gelas, botol coklat, botol merica dan tutup botol coklat.
2. Buat 4 lingkaran berbeda ukuran di atas kardus. Lapisi dengan warna hijau.
3. Ulangi nomer 2 kemudian lapisi dengan warna kuning.
4. Jadilah 8 bentuk lingkaran. 4 lingkaran warna hijau. 4 lingkaran warna kuning.

Saka belajar menumpuk lingkaran (28/11/2017)

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Kelompok 8 : Ketika Anakku Jatuh Cinta

Tantangan Perkembangan seksualitas masa kini yang lebih cepat Gaya pacaran yang semakin berani Minimnya pendampingan orang tua, baik karena sibuk atau “kalah” dengan anak Lingkungan pergaulan yang semakin bebas Penyebab Naluri Cinta Terlalu Dini Tontonan baik melalui TV, medsos maupun gadget Haus kasih sayang karena ortu sibuk bekerja Lingkungan Pendidikan Seks (dalam Ulwan, 2007) Fase pertama (tamyiz usia 7-10 tahun), pada masa ini ajari anak tentang etika meminta izin dan memandang sesuatu. Fase kedua (murahaqah usia 10-14 tahun). Pada masa ini hindarkan anak dari berbagai rangsangan seksual. Fase ketiga (baligh, usia 14-16 tahun). Jika anak sudah siap menikah, pada masa ini anak diberi adab tentang mengadakan hubungan seks. Dititiktekankan pada menjaga diri dan kemaluan dari perbuatan tercela apabila belum siap menikah. Peran Ortu mendampingi anak menuju aqil baligh : Dikatakan aqil : dewasa mental, dipengaruhi pendidikan, bertanggung jawab, mandiri, pera...

Pohon Singkong dan Pohon Padi

Memulai langkah pertama memang selalu berat. Termasuk dalam game level 10 kelas Bunsay kali ini. Selalu saja ada alasan bagi saya untuk menunda memulainya. Ya tidak enak badanlah, ya anak sudah tidurlah dan sebagainya. Dan dengan kekuatan bulan, akhirnya saya memaksa diri untuk memulai day 1. Sore hari saat anak-anak tiduran di kamar, saya memberitahu mereka bahwa bundanya ingin mendongeng. "Asyiiik," pekik Reksa dan Saka senang. "Nanti kalau bagus, Reksa bilang bagus ya, Bun." Reksa berinisiatif menjadi jurinya. "Ya. Seumpama kurang bagus, bilang kurang bagus, ya." "Oke." "Judulnya pohon singkong dan pohon padi," Saya memulai cerita dengan menyebut judul dongeng itu. Dikisahkan dalam dongeng tersebut, pohon singkong sedang bersedih karena manusia tidak suka makan singkong. Manusia lebih suka makan nasi. Padahal, sebelum pohon padi sebanyak sekarang, dulu kan manusia makannya singkong. Kenapa sekarang mereka tidak suka singkon...

Kehidupan Binatang Laut

Hari ketiga saya tidak mendongeng. Tetapi menceritakan tentang kehidupan makhluk hidup di laut. Kebetulan Saka senang sekali jika kami menceritakan tentang fakta unik binatang. Dimulai dari binatang laut seperti ikan lumba-lumba. Saya bercerita pada anak-anak, bahwa lumba-lumba berbeda dengan ikan lainnya. Dalam berkembang biak, dia tidak bertelur. Tetapi beranak. "Berarti ikannya hamil ya, Bun?" tanya Reksa. "Iya." "Wah, podo Bunda," celetuk Saka. "Hehe..." Kami tertawa bersama. "Lumba-lumba juga menyusui, lho. Ada lubang di bagian bawah ikan yang bisa mengalirkan susu." jelas Saya. "Wah, keren, ya." Bu Lek Ida ikut takjub. "Kalau bernapas tidak menggunakan insang. Tapi menggunakan paru-paru. Makanya lumba-lumba sering muncul ke permukaan laut." "Lumba-lumba itu pinter ya, Bun?" tanya Reksa. "Iya, pinter. Bisa berhitung." Perbincangan kami pun melebar hingga ke pertunjukan lumba-lum...