Langsung ke konten utama

DAY 7 : Tantangan 10 Hari Menstimulasi Anak Suka Membaca


Hari Minggu (5/11/2017), Reksa minta dibacakan buku Seri Cinta Lingkungan “Yuk, Selamatkan Bumi!” karya Kak Tethy Ezokanzo. Dalam buku ini terdapat dua judul cerita yakni “Yuk, Hemat Kertas” dan “Yuk, Hemat Listrik dan Air”. Di halaman sampul buku ini terdapat label “Semi Komik”. Artinya, cerita dalam buku tidak melulu dalam bentuk tulisan memanjang saja. Namun, juga disertai dengan gambar seperti komik.
Keunikan dari buku ini, Reksa bisa memilih jalan ceritanya sendiri. Jadi, dalam buku ini terdapat berbagai pilihan sikap. Semisal, Rei, tokoh utama dalam cerita “Yuk, Hemat Kertas” sewaktu menggambar kupu-kupu, gambarnya malah miring. Dalam halaman itu juga, nanti Reksa diminta memilih apa yang sebaiknya dilakukan Rei? Menghapusnya, mengambil kertas baru atau membuang kertas gambar? Pilihan sikap Reksa itu nanti akan mengarah pada satu jalan cerita tertentu. 

Buku "Yuk, Selamatkan Bumi!"
 
Meski ceritanya panjang, Reksa cukup asyik membaca buku ini karena dia dilibatkan dalam memilih alur ceritanya. Jenis bukunya yang semi komik juga memudahkan Reksa memahami maksud dari cerita tersebut. Rupanya satu buku yang berisi dua cerita ini, tidak cukup bagi Reksa. Dia minta dibacakan buku lain yang masih dalam satu seri yakni “Yuk, Cegah Banjir!”. Dalam buku ini terdapat dua cerita juga, yakni “Yuk, Cegah Banjir” dan “Yuk, Buang Sampah Pada Tempatnya”.
Adapun manfaat dari membaca kedua buku ini adalah :
  • Belajar konsekuensi dan melatih konsentrasi dengan memilih cerita sendiri
  • Mengetahui cara menghemat kertas dan listrik
  • Mengetahui penyebabab banjir dan menghindarinya
  • Mengetahui bagaimana alam bermanfaat bagi manusia
  • Mengajarkan kebiasaan baik, sehat dan ramah lingkungan
  • Menumbuhkan kesadaran lingkungan
Melihat tema bahasannya, kedua buku di atas memang lebih pas untuk Reksa. Meski demikian, Saka pun turut asyik menyimaknya. Dia ikut tertawa saat melihat tokoh dalam buku tersebut menemukan sandal di selokan. “Hehehe.. Kok sandalnya disitu, Ma?” tanya Saka bingung. Saya pun menjelaskan mengapa sandalnya bisa sampai masuk selokan. Mengapa selokan yang mampet bisa berakibat banjir dan seterusnya. 

Buku "Yuk, Cegah Banjir!"
 
Setelah membaca buku ini, kami kemudian mengobrol panjang tentang kemungkinan terjadinya banjir dan tsunami di tempat tinggal kami. Apa yang bisa kami lakukan agar bencana tersebut tidak terjadi. Reksa mengusulkan untuk menanam pepohonan dan tanaman bunga. Berhubung saat ini musim hujan, saya pun punya keinginan untuk mewujudkan usul Reksa tersebut.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KualiahBunsayIIP
#ForThingsChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

Membuat Hasta Karya Bentuk Hati

Kehadiran teman, sering memicu kreativitas anak-anak. Seperti sore beberapa hari yang lalu. Mbak Septi, tetangga kami main ke rumah. Sudah pasti anak-anak sangat senang. Berbagai permainan mereka mainkan. Mulai dari permainan fisik seperti naik sepeda hingga permainan imajinatif seperti bermain peran. Setelah lelah bermain, sore itu anak-anak mengambil kertas warna. "Bikin love, Yuk!" ajak Mbak Septi. Maksudnya bikin bentuk hati dari kertas warna. "Ayuk," Reksa mengambil kertas dan spidol. Keduanya lantas menggambar bentuk hati di atas kertas warna. Setelah selesai menggambar, keduanya pun mengguntingnya. Tertarik dengan aktivitas keduanya, saya pun ikut membuat bentuk hati. Saya menggunakan teknik yang berbeda dengan anak-anak. Setelah selesai menggunting, saya perlihatkan karya saya pada anak-anak. "Nih, buatan Bunda. Kanan kirinya sama kan?" Reksa dan temannya mengamati hasil karya saya. "Iyae, Bun." "Biar sama, cara bikinnya d...

MELUNCUR DI ATAS JAHE

“Teeet! Teeet! Teeet!” Suara bel berbunyi tiga kali. Tanda ujian berakhir. “ Alhamdulillah...”, ucapku pelan. Lega rasanya ujian semester ini telah berakhir. Bergegas aku mengumpulkan lembar jawaban ke depan. Ternyata aku yang paling akhir. Setelah mengambil tas, aku duduk di samping kursi Maikah. “Mai, aku dengar kabar dari kelas 6, liburan ini kita akan diajak outbond ke Gua Pindul lho..” bisikku pada Maikah. Sudah menjadi kesepakatanku dengan Maikah, pada masa-masa ujian seperti sekarang ini, pantang bagi kami berdua membahas soal ujian sekolah. Maikah menoleh. “Oya? Asyik dong! Jadi pengen beli gatot sama tiwul.” “Ah, kau! Makanan aja yang diingat,” kucubit perut Maikah yang semakin buncit. Maikah memasukkan peralatan tulis ke dalam tas. “Memang sudah pasti ke Gua Pindul?” tanya Maikah ragu-ragu. Aku mengedikkan bahu. “Yah, semoga aja” Topik tentang liburan semester memang selalu hangat dalam perbincangan kami. Sudah seminggu kami sekelas membincangkan topi...