Langsung ke konten utama

DAY 9 : Tantangan 10 Hari Menstimulasi Anak Suka Membaca


Kalau biasanya reading time kami adalah ba'da maghrib, Selasa (7/11/2017) kemarin kami membaca buku pada sore hari sekitar pukul 16.30 WIB. Kebetulan di luar hujan gerimis, jadi saya mengajak anak-anak membaca buku saja. Reksa mengambil board book milik Saka yakni “Shar Mondar Mandir” dan “Misi Sang Pemimpi” karya Kak Watiek Ideo. Sementara Saka mengambil board book “Mengenal Pekerjaan” dan board book “Niloya : Daun Gugur” dan “Niloya : Berburu Telur”.
Buku yang pertama kali dibaca adalah “Mengenal Pekerjaan”. Sebagaimana board book pada umumnya, buku ini banyak gambar dan minim kata. Tiap halamannya berisi gambar jenis pekerjaan seperti dokter, perawat, polisi, tentara, pelaut, hingga pemadam kebakaran. Di bawah gambar pekerjaan terdapat tulisan berhuruf kapital dari jenis pekerjaan tersebut.
Karena ada dua buku yang sama, Reksa dan Saka memegang buku sendiri-sendiri. Saya mendampingi Saka melihat satu persatu gambar jenis pekerjan tersebut. Saka akan menyebutkan nama jenis pekerjaannya. Terkadang namanya benar, tapi kadang juga salah sebut. Semisal menyebut gambar “dokter” malah dengan nama “sakit-sakitan”. Saka menyebut seperti itu karena sering diajak Reksa main “dokter-dokteran”. Sayangnya, Reksa menyebut permainan tersebut dengan “sakit-sakitan”, jadilah Saka ikut menirukannya. Hehe..
Berbeda dengan Saka, Reksa bukan fokus pada gambarnya, tapi pada tulisan di bawah gambar. Reksa memang sudah mengenal beberapa kata tanpa saya ajari. Kadang saat melihat tulisan, dia mencoba membacanya. Pun saat memegang board book ini. Beruntungnya, tulisan dalam buku ini berhuruf kapital dan berukuran besar. Jadi, Reksa tidak begitu kesulitan meski terkadang masing bertanya bagaimana membacanya. Seperti saat membaca kata yang ada huruf “ng”, “ny” dan sejenisnya.
Setelah melihat jenis pekerjaan, anak-anak minta baca buku “Shar Mondar Mandir”. Saya menjelaskan bahwa “Shar” tokoh utama dalam buku tersebut adalah “shark” atau hiu. Seperti dalam lagu “Baby Shark”. Dan tanpa komando, kami pun bernyanyi lagu “Baby shark doo doo doo” bersama. Setelah selesai menyanyi, saya kembali membacakan cerita dalam buku tersebut. Cerita tentang Shar yang sedang bingung mencari pekerjaan yang cocok untuknya.
Tulisan dalam buku ini sangat terbatas. Satu halaman hanya terdapat satu kalimat saja. Lebih banyak didominasi oleh gambar. Beruntung sekali, Kak Aaron Randy, ilustrator dalam buku ini berhasil menggambarkan cerita menjadi lucu dan pas sekali dengan ceritanya. Meski sudah sering membaca buku ini, Saka selalu tertawa saat melihat ekspresi Shar saat menjalankan pekerjaannya. Di akhir cerita, Reksa jadi tertarik ingin seperti Shar yang punya pekerjaan keren dengan topi dan seragamnya.
Sama dengan buku “Shar Mondar Mandir”, buku “Misi Sang Pemimpi” juga tak kalah keren. Mimpi Zee Zebra untuk bisa terbang dengan berbagai usahanya, membuat kami kagum sekaligus tersenyum geli. Gambar ekspresi Zee dari Kak Aaron Randy yang berpadu dengan kalimat dari Kak Watiek memang klop menjadi seri Buku Cerita Pertamaku. Ukurannya yang kecil dan ringan juga mudah dipegang anak-anak balita seperti Saka. Bahkan saat kami membaca bersama sambil tiduran.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KualiahBunsayIIP
#ForThingsChangeIMustChangeFirst

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Kelompok 8 : Ketika Anakku Jatuh Cinta

Tantangan Perkembangan seksualitas masa kini yang lebih cepat Gaya pacaran yang semakin berani Minimnya pendampingan orang tua, baik karena sibuk atau “kalah” dengan anak Lingkungan pergaulan yang semakin bebas Penyebab Naluri Cinta Terlalu Dini Tontonan baik melalui TV, medsos maupun gadget Haus kasih sayang karena ortu sibuk bekerja Lingkungan Pendidikan Seks (dalam Ulwan, 2007) Fase pertama (tamyiz usia 7-10 tahun), pada masa ini ajari anak tentang etika meminta izin dan memandang sesuatu. Fase kedua (murahaqah usia 10-14 tahun). Pada masa ini hindarkan anak dari berbagai rangsangan seksual. Fase ketiga (baligh, usia 14-16 tahun). Jika anak sudah siap menikah, pada masa ini anak diberi adab tentang mengadakan hubungan seks. Dititiktekankan pada menjaga diri dan kemaluan dari perbuatan tercela apabila belum siap menikah. Peran Ortu mendampingi anak menuju aqil baligh : Dikatakan aqil : dewasa mental, dipengaruhi pendidikan, bertanggung jawab, mandiri, pera...

MENGENAL ANAK INDIGO MELALUI NOVEL

  Judul Buku : Misteri Anak Jagung Penulis : Wylvera Windayana Penerbit : PT. Penerbitan Pelangi Indonesia Cetakan : I, Januari 2013 Tebal Buku : 200 halaman Harga : Rp. 48.000,- Anda penasaran mengetahui siapa anak indigo itu, namun malas membaca buku The Indigo Children karya Lee Carroll dan Jan Tober? Saran saya, bacalah Misteri Anak Jagung. Novel remaja pertama yang ditulis oleh Wylvera Windayana ini mengisahkan tentang petualangan anak indigo dalam bingkai cerita misteri. Gantari – tokoh utama novel ini – sering dihantui oleh sosok Anak Jagung. Sosok itu seringkali muncul dalam mimpi-mimpinya. Sosok yang membuat Gantari penasaran sekaligus ketakutan. Selain muncul melalui mimpi, suara tangisan sosok misterius dari arah ladang jagung juga kerap mengusik telinganya. Apakah Legenda Anak Jagung yang diceritakan nenek Gantari itu benar-benar ada? Bersama Delia, Gantari berusaha mengungkap semuanya. Usaha mereka semakin terbuka ...

Review Kelompok 11 : Mengarahkan Orientasi Seksual Anak

Mengarahkan Orientasi Seksual Anak Perbedaan LGBT & SSA: Menurut sumber yang kami dapat, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) merupakan identitas sosial sehingga mereka ingin diakui, diterima, dan dilegalkan baik oleh masyarakat dan negara. Sedangkan SSA (Same Sex Attraction) adalah orientasi seksual atau adanya ketertarikan secara emosional dan seksual dengan sesama jenis. Segelintir orang yang memiliki kecenderungan sejenis ini, sadar bahwa hal tersebut salah dan menyalahi fitrah. (Sumber: Artikel OH My God Anakku SSA. Majalah Ummi Desember 2015) Mengarahkan Orientasi Seksual Anak Rata-rata ilmuwan berpendapat bahwa *faktor lingkungan* berperan besar dalam membentuk orientasi seksual seorang anak. Oleh karena itu, hindari pemicu yang bisa membuat orientasi seksual anak keluar dari fitrah. Berikut beberapa langkahnya: 1. Kenalkan jati diri dan identitas sesuai jenis kelamin anak Misal hindari memberi mainan _princess_ kepada anak laki-laki dan mainan robot kepada ...